Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melalui penandatanganan nota kesepahaman antara MSI dengan Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) baru-baru ini, industri mamin (makanan dan minuman) berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan penggunaan singkong sebagai substitusi tepung terigu.
Ketua Gapmmi Adhi Lukman menyatakan pihaknya siap untuk menjadi mitra petani singkong untuk mengembangkan produk modified cassava flour alias mocaf.
"Kami siap menjadi offtaker dan membantu proses pengembangan lebih lanjut karena kebutuhan terus meningkat dan mocaf bisa dicampur ke biskuit dan mi," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (30/7).
Menurutnya, kebutuhan tepung tapioka alias tepung sagu dan tepung singkong terus naik. Saat ini impor tepung tapioka menurutnya mencapai 300.000 ton dalam setahun padahal kebutuhan tepung diprediksi terus meningkat.
Adapun pihak MSI telah menjanjikan pengembangan lahan klaster singkong untuk meningkatkan produksi komoditas tersebut.
Menanggapi hal tersebut Adhi menyatakan pihaknya akan tetap fokus pada sisi manufaktur melalui pendampingan teknologi oleh dan pengawasan mutu untuk mencapai kebutuhan industri. "Kalau dari sisi pengembangan, kami serahkan pada petani kami tidak masuk hulu dulu," jelasnya.
Kini pihaknya tengah menunggu kajian potensi produksi singkong dan olah tepung mocaf dari MSI sebelum membuka pertimbangan investasi sektor hilir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News