Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - CIKARANG. Ketegangan antara Israel dan Iran kian memanas. Memasuki hari keenam ini, kedua negara kembali saling meluncurkan rudal.
Di tengah ketegangan ini, Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi Lukman, menyampaikan bahwa kondisi ini berpotensi akan berdampak pada hambatan pasokan bahan baku utama logistik industri makanan dan minuman di Indonesia.
"(Konflik di Israel-Iran) Sangat. Sangat mengganggu. Dan itu juga akan mengganggu pengapalan kami," ujar Adhi Lukman di Cikarang, Rabu (18/6).
Adhi menjelaskan bahwa ia khawatir ketegangan geopolitik ini akan berdampak ke kenaikan biaya logistik bahan baku industri makanan minuman yang diimpor ke Indonesia, seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu
Baca Juga: Dampak Perang Israel-Iran Berpotensi Kerek Harga BBM Bersubsidi
"Dan kami khawatir akan terjadi kenaikan biaya logistik lagi seperti yang lalu-lalu. Tiba-tiba perang ini akan mengganggu semuanya," tambahnya.
Ketika ditanya perihal kemungkinan kenaikan biaya logistik bahan baku industri makanan minuman akibat ketegangan Israel-Iran ini, ia berkaca kepada pengalaman yang lalu-lalu.
Di mana ketegangan antara negara Timur Tengah yang terjadi 2 tahun lalu pernah menyebabkan kenaikan biaya logistik hingga 5 kali lipat. "Yang waktu 2 tahun lalu itu pernah sampai 4-5 kali lipat biaya logistiknya," bebernya.
Bila kondisi ini tak kunjung membaik, Adhi memperkirakan kenaikan beban biaya logistik ini akan pula dirasakan oleh konsumen. Sebab, pelaku usaha industri makanan minuman kemungkinan akan menaikkan harga jual produknya.
Baca Juga: Kemenperin Ingatkan Industri Bersiap Hadapi Dampak Perang Iran - Israel
Guna mengantisipasi dampak dari tekanan geopolitik ini, ia mengaku tak bisa berupaya apa-apa. Namun, ia berharap ke depannya industri makanan minuman di Indonesia bisa makin mandiri dan mulai mengurangi ketergantungan impor.
"Kami tidak bisa apa-apa ya. Tapi berharap. Makanya tadi itu ketergantungan impornya harus kita upayakan ke depan lebih sedikit," pungkas Adhi.
Selanjutnya: Bale by BTN Catatkan Pengguna Lebih dari 2,5 juta per Mei 2025
Menarik Dibaca: 7 Cara Efektif Mengobati Penyakit Asam Urat pada Kaki
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News