Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) bakal mendongkrak kinerja sejumlah sektor, tak terkecuali industri makanan dan minuman (mamin). Pelaku industri makanan minuman bersiap menyambut kenaikan permintaan dari momentum tahunan tersebut.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengungkapkan secara historis, rata-rata permintaan produk mamin pada periode Nataru meningkat sekitar 15%-20%. Adhi memprediksi pertumbuhan pada Nataru kali ini masih bisa tercapai dalam rentang level tersebut.
Kinerja industri mamin menunjukkan perbaikan pada periode paruh kedua, terutama menjelang tutup tahun 2025. Secara kuartalan, pertumbuhan industri mamin meningkat dari 6,05% menjadi 6,49% pada kuartal III-2025.
Baca Juga: PepsiCo Tanam Perdana Kentang Industri: Perkuat Pasok Lokal
"Kami lihat pada kuartal ketiga lebih baik dibandingkan semester pertama. Kami juga mendapatkan laporan dari anggota, mulai pertengahan Oktober sampai sekarang permintaan meningkat," ungkap Adhi saat dihubungi Kontan, Senin (8/12/2025).
Menurut Adhi, kucuran stimulus ekonomi seperti bantuan langsung tunai serta program magang nasional menjadi salah satu faktor yang mendongkrak konsumsi masyarakat. Hal ini menjadi angin segar bagi industri mamin nasional.
Tetapi, Adhi memberikan catatan kenaikan permintaan belum merata ke semua kategori produk mamin. Pertumbuhan masih dominan terjadi pada kategori produk yang terkait dengan kebutuhan pangan pokok.
Adhi berharap konsumsi masyarakat akan lanjut meningkat pada masa libur Nataru 2025/2026. Meski begitu, Adhi menyoroti sejumlah tantangan yang membayangi industri mamin nasional.
Salah satunya adalah bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatra. Gapmmi masih memetakan dampak bencana tersebut terhadap industri mamin. Berdasarkan laporan dari anggota Gapmmi sejauh ini, gangguan terhadap fasilitas produksi relatif minim.
Baca Juga: Gairahkan Industri F&B, Toffin Luncurkan Festival TBC 2025
Hanya saja, bencana ini berdampak terhadap jalur logistik serta jaringan pemasaran, terutama di daerah terdampak seperti Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara. "Kami mendapatkan laporan beberapa daerah harus menambah waktu pengiriman hingga 1-2 hari, karena harus memutar jalan. Harapan kami, semoga semuanya bisa cepat teratasi," ungkap Adhi.
Secara industri, Adhi membeberkan bahwa Nataru kali ini berbarengan dengan persiapan menyambut Imlek serta Ramadan - Idul Fitri, yang akan berlangsung pada awal tahun 2026.
Untuk itu pelaku industri telah mulai mengerek utilisasi produksi, sembari memperkuat jaringan pemasarannya. "Nataru berdekatan dengan Imlek dan Lebaran. Jadi sudah mulai terlihat permintaan stok dari distributor, grosir, sampai ke ritel. Kami berharap daya beli masyarakat membaik, sehingga penjualan dari ritel ke konsumen juga meningkat, sama halnya penjualan dari produsen ke distributor dan grosir," terang Adhi.
Adhi bilang, Ramadan - Lebaran menjadi momentum yang paling dinanti pelaku industri, lantaran permintaan terhadap produk mamin rata-rata tumbuh di atas 30%-40%. Menyambut momen tersebut, pelaku industri mamin mulai meningkatkan utilisasi dan menjaganya di sekitar level 70%.
Gapmmi berharap, dinamika geo-politik dan harga komoditas bisa bergerak stabil. Sebab, saat ini industri mamin masih banyak tergantung dengan bahan baku impor, terutama yang berbasis komoditas pangan seperti gandum, gula dan garam industri, susu, hingga kedelai.
Baca Juga: Geliat Ekspor dan Jangkau Pasar Gen Z, Ini Strategi Produsen Mi Burung Dara
Eskalasi geo-politik dan harga komoditas pangan akan berdampak terhadap peningkatan beban pelaku industri, terutama dari sisi bahan baku, energi dan biaya logistik. "Hal ini menjadi concern pelaku industri mamin, karena jika beban itu meningkat, profit semakin mengecil," tandas Adhi.
Selanjutnya: IHSG Menguat, Cermati Rekomendasi Teknikal RAJA, MEDC, dan MDKA, Selasa (9/12)
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (9/12), Hujan Sangat Lebat Guyur Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













