kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapura Angkasa incar Rp 1,7 triliun


Selasa, 09 Februari 2016 / 06:03 WIB
Gapura Angkasa incar Rp 1,7 triliun


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Gapura Angkasa siap mengoperasikan 215 peralatan ground handling baru. Ratusan peralatan senilai US$ 144 juta itu telah dipesan sejak Juni 2015. Berbekal peralatan anyar, Gapura Angkasa yakin bisa menggaet klien sebanyak dua hingga tiga maskapai penerbangan asing baru.

Informasi saja, saat ini 60% pelanggan jasa ground handling mereka adalah maskapai asing. Lebih dari itu, Gapura Angkasa mengincar pertumbuhan kinerja pada tahun ini. Target pendapatan anak perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk tersebut sebesar Rp 1,7 triliun.

Sementara target laba Rp 100 miliar. "Kalau dari sekarang, laba naik 60%, dengan alat-alat baru," kata Agus Priyanto, Direktur Utama PT Gapura Angkasa kepada KONTAN, pekan lalu.

Belanja peralatan baru tersebut tak cuma dalam rangka meremajakan peralatan uzur. Gapura Angkasa juga bermaksud mengoperasikan peralatan dengan sistem tanpa karyawan.

Nanti, kerja ratusan peralatan anyar itu diawasi oleh sistem teknologi tertentu. Demi mendukung kinerja teknologi baru, Gapura Angkasa menggandeng sister company yakni PT Aero System Indonesia.

Peralatan dengan teknologi tanpa karyawan itu akan beroperasi perdana di Terminal 3 Ultimate Bandar Udara (bandara) Soekarno Hatta di Cengkareng, Banten. "Bulan Oktober 2016 nanti akan beroperasi penuh," terang Agus.

Setelah Bandara Soekarno Hatta, Gapura Angkasa berencana mengoperasikan peralatan dengan teknologi serupa di bandara lain. Sebut saja bandara Denpasar, Balikpapan, Makassar dan Kualanamu.

Dus, Gapura Angkasa akan menambah peralatan lagi pada bulan ini. Jika pemesanan alat terealisasi pada akhir Februari 2016, kemungkinan pemesanan peralatan tahap II tersebut akan mereka terima pada Januari 2017.

Manajemen Gapura Angkasa menyebut, peralatan baru tadi mereka impor dari Eropa dengan harga tidak terlalu mahal. Karena itu duit belanja tersebut di luar anggaran dana belanja modal alias capital expenditure tahun ini yang sebesar Rp 400 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×