Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Demi menggarap sejumlah proyeknya dalam dua tahun ke depan, PT Jakarta Setiabudi International Tbk siap mengucurkan dana sebesar Rp 5 triliun. Investasi tersebut terutama akan digunakan untuk mengembangkan proyek hotel.
General Manager Financial Analyst Jakarta Setiabudi International, Anton Goenawan memaparkan, sekitar 30% dari anggaran tersebut akan diambil dari kocek perusahaan dan 70% dari pinjaman perbankan.
Menurut Anton, dana tersebut akan digunakan secara bertahap mulai tahun ini hingga 2014 mendatang. Dia merinci, dana sebesar Rp 1 triliun akan digunakan untuk merenovasi Hotel Bali Hyatt, dan mengembangkan Hotel Boutique yang juga ada di Bali. "Bali masih menjadi andalan kami, karena merupakan tujuan utama para turis," ujar Anton, Senin (21/1).
Hotel Boutique akan dibangun berstandar bintang lima dan memiliki 500 kamar dan beberapa unit villa. Hotel ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2015 mendatang.
Sementara, sejumlah Rp 4 triliun lagi akan digunakan untuk membangun beberapa proyek, antara lain superblok Mega Kuningan di Jakarta Selatan, gedung perkantoran dan beberapa pertokoan di Puri Indah, Jakarta Barat.
Tak hanya itu, pengembang berkode saham JSPT ini juga akan fokus membangun empat hotel bujet di wilayah Jawa. "Investasi keempat hotel itu diperkirakan sebesar Rp 140 miliar," imbuh Anton.
Dia bilang, satu hotel bujet yang berlokasi di Kemang, Jakarta, sudah mulai dibangun sejak akhir tahun lalu. Sementara, tiga hotel lainnya yang berlokasi di Yogyakarta, Pekalongan, dan Semarang menyusul di tahun ini. Hotel di Yogyakarta akan mulai dibangun Februari, sedangkan hotel di Pekalongan dan Semarang masih dalam tahap pengkajian.
Rata-rata, setiap hotel bujet akan terdiri dari 100-110 kamar. Proses konstruksi satu hotel diperkirakan memakan waktu selama setahun.
Adapun, sepanjang sembilan bulan di tahun lalu, kinerja Jakarta Setiabudi kurang menggembirakan. Hingga kuartal III-2012, perusahaan hanya membukukan penjualan sekitar Rp 716,32 miliar, atau turun tipis sekitar 3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Dus, laba bersihnya pun terpangkas menjadi Rp 137,29 miliar per September 2012, dari sebelumnya Rp 153,15 miliar pada September 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News