kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

GARDA Pastikan Perwakilan Ojol yang Dialog dengan Wapres Bukan Anggotanya


Selasa, 02 September 2025 / 23:18 WIB
GARDA Pastikan Perwakilan Ojol yang Dialog dengan Wapres Bukan Anggotanya
ILUSTRASI. Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi damai di Jakarta, Selasa (2/9/2025). Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia (GARDA) memastikan delapan orang beratribut ojek online (ojol) yang bertemu dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Istana Wakil Presiden, Minggu (31/8/2025), bukan merupakan anggota mereka. KONTAN/Baihaki/2/9/2025


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia (GARDA) memastikan delapan orang beratribut ojek online (ojol) yang bertemu dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Istana Wakil Presiden, Minggu (31/8/2025), bukan merupakan anggota mereka.

Ketua Umum GARDA Indonesia, Raden Igun Wicaksono, mengatakan pihaknya sama sekali tidak menerima undangan pertemuan tersebut. Ia juga menegaskan bahwa nama-nama maupun wajah perwakilan yang hadir tidak pernah terlihat dalam berbagai aksi yang digelar GARDA selama ini.

“Ya, kami sendiri belum mengetahui mengenai hal pertemuan antara Wapres dengan beberapa orang menggunakan atribut ojol. Kami juga tidak mengenal mereka dan mereka bukan anggota asosiasi,” ujar Igun saat dikonfirmasi Kontan, Selasa (2/9/2025).

Baca Juga: GOTO: Driver yang Hadiri Dialog dengan Wapres Gibran adalah Mitra Aktif

Menurut Igun, hal ini menimbulkan tanda tanya besar terkait siapa yang sebenarnya diundang dalam forum bersama Wapres tersebut. Ia menduga perwakilan itu bisa saja merupakan orang-orang binaan perusahaan aplikasi, bukan representasi resmi dari pengemudi ojol.

“Kami khawatirkan akan adanya bias. Kalau mewakili ojek online seluruh Indonesia, lembaganya harus resmi, berlegalitas, dan terdaftar di pemerintah,” tegasnya.

Igun menyayangkan sikap pemerintah yang lebih sering mengundang kelompok tertentu yang dekat dengan perusahaan aplikasi, alih-alih melibatkan GARDA sebagai asosiasi resmi pengemudi ojol yang terdaftar sejak 2019 dan memiliki perwakilan di berbagai daerah.

“Padahal sudah ada asosiasi yang jelas legalitasnya. Tapi justru yang sering diminta hadir ke kegiatan pemerintahan adalah kelompok ojol binaan perusahaan aplikasi,” katanya.

Baca Juga: Wapres Gibran Ajak Dialog Ojol, Grab Pastikan Aspirasi Murni dari Pengemudi

Ia berharap ke depan pemerintah lebih selektif dalam menentukan perwakilan pengemudi ojol yang diajak berdialog, agar aspirasi yang disampaikan benar-benar mencerminkan kondisi di lapangan.

“Harapan kami, baik presiden, wakil presiden maupun pihak pemerintah lebih teliti lagi sebelum mengundang pihak-pihak yang dianggap berkompeten. Supaya aspirasi pengemudi ojol yang sebenarnya bisa tersampaikan,” tandasnya.

Sebelumnya, dalam video yang diunggah akun Instagram resmi Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), delapan orang berjaket resmi perusahaan aplikasi tampak duduk melingkar bersama Wapres Gibran. Namun, beredarnya video tersebut menimbulkan keraguan publik apakah kedelapan orang itu benar merupakan pengemudi ojol aktif atau bukan.

Selanjutnya: BBCA dan BMRI Teratas, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dijual Asing, Selasa (2/9)

Menarik Dibaca: IHSG Berpotensi Uji Resistance, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (3/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×