Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Asosiasi Pilot Garuda (APG) menyebutkan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membutuhkan tambahan 1.500 pilot hingga tahun 2016 seiring dengan penambahan jumlah pesawat yang dilakukan Garuda. Namun APG berharap penambahan pilot dilakukan dengan mendidik dari awal dan merekrut pilot lokal.
Ketua Asosiasi Pesawat Garuda (APG), Stephanus Gerardus mengatakan, saat ini jumlah pilot yang dimiliki Garuda sekitar 830 orang. Sedangkan pilot asing yang dikontrak berjumlah sekitar 40 hingga 60 orang. "Semestinya penggunaan pilot asing bisa dihindari," kata Stephanus, Rabu (1/7).
Menurutnya pilot asing masuk ke Garuda sejak Juni tahun lalu. Manajemen mengatakan keberadaan pilot asing hanya dipertahankan selama satu tahun. Namun faktanya, kata Stephanus, hingga sekarang pilot asing masih dipergunakan.
Apalagi, Stephanus mengatakan sesuai undang-undang ketenagakerjaan, Garuda seharusnya lebih mengutamakan tenaga kerja dari dalam negeri. Menurutnya keberadaan pilot asing telah menimbulkan dan keresahan karena adanya kesenjangan gaji yang tinggi dengan pilot lokal.
Seharusnya keberadaan pilot asing juga diikuti dengan penyetaraan gaji bagi pilot lokal. "Kami minta ada solusi yang sama-sama menguntungkan yang tidak menyakiti salah satu pihak," kata Stephanus.
APG menuntut manajemen PT Garuda Indonesia Airways (GIAA) memberikan gaji yang setara dengan pilot asing yang dikontrak oleh maskapai itu. Persoalan keterbatasan pilot dinilai sebagai bentuk kegagalan manajemen dalam menyiapkan tenaga pilot tapi terus melakukan penambahan pesawat.
VP Corporate Communications, PT Garuda Indonesia Tbk, Pujobroto mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan pilot sejalan dengan kedatangan pesawat-pesawat baru, Garuda telah melaksanakan kerjasama dan merekrut pilot baru dari sekolah penerbangan seperti PLP Curug dan Bali International Flight Academy. "Tapi mereka masih memerlukan pendidikan lanjutan," kata Pujobroto.
Karena kebutuhan pilot sangat mendesak, Pujobroto mengatakan Garuda harus merekrut penerbang yang telah siap untuk mengoperasikan pesawat termasuk penerbang asing. Namun pilot asing itu akan bekerja di Garuda secara “temporary” atau sementara.
Saat ini sistem “total reward” bagi karyawan Garuda telah sesuai dengan harga pasar. Karyawan Garuda menurutnya selain mendapatkan penghasilan, juga mendapatkan asuransi kesehatan, uang masa kerja, uang pensiun dan lain-lain.
Dalam pengembangan bisnisnya menghadapi Asean Open Sky 2015, Garuda akan terus menambah jumlah armadanya hingga mencapai 154 unit pesawat. Saat ini jumlah pesawat Garuda mencapai 80 unit.
Sementara itu, PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) mengatakan gaji yang berbeda bagi pilot asing merupakan hal yang wajar. Hal itu karena ada tambahan social cost dan travel cost bagi mereka. "Pilihan menggunakan pilot asing sangat dilematis tapi faktanya di dalam negeri kekurangan pilot," kata Edward.
Saat ini, jumlah pilot asing yang ada di Lion Air kurang dari 5% dari sekitar 600 pilot yang dimiliki. Lion Air merekrut pilot dari sekolah penerbang dalam dan luar negeri bukan pilot yang sudah berpengalaman.
PT Indonesia AirAsia juga menggunakan pilot asing untuk mengoperasikan pesawatnya. Namun jumlahnya, menurut Corporate Communication Manager PT Indonesia AirAsia, Audrey P Petriny, hanya 4% dari total 180 pilot yang dimiliki. Namun soal gaji, Audrey mengatakan seluruh pilot baik lokal maupun asing memiliki standar gaji yang sama. "Tidak ada perbedaan bagi pilot asing dan lokal," kata Audrey.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News