Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Setelah sebelumnya mendapatkan terminal internasional 2E dan 2F di Bandara Soekarno-Hatta sebagai terminal khusus dari PT Angkasa Pura II (Persero), kini PT Garuda Indonesia (Persero) mendapatkan terminal khusus di Bandara Juanda Surabaya dan Ngurah Rai Denpasar dari AP I.
Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar menjelaskan, sebagai kompensasi perseroan akan membantu AP I meningkatkan fasilitas pelayanan dan penataan terminal di dua bandara tersebut.
“Kerjasama ini meliputi aspek aksesibilitas, informasi penerbangan, berbagai fasilitas bagi kenyamanan penumpang, keamanan serta kenyamanan bandara,” kata Emir, Kamis (18/11).
Ia menambahkan, giatnya Garuda Indonesia mencari kepastian terminal khusus tidak lepas dari upaya maskapainya mendapatkan status maskapai bintang lima pada tahun 2014 mendatang dari SkyTrax.
"Apalagi pada 23 November nanti Garuda resmi masuk SkyTeam Global Airline Alliance. Kerjasama ini tentunya akan sangat dibutuhkan menangani penumpang yang datang dari hasil kerjasama dengan aliansi itu," tambahnya.
SkyTeam adalah aliansi kerjasama penerbangan interliner antar maskapai anggotanya untuk saling menerbangkan penumpang sampai ke seluruh tujuan yang dilayani maskapai aliansi.
Aliansi ini beranggotakan 13 maskapai yaitu Aeroflot, Aeromexico, Air Europa, Air France, Alitalia, China Southern, Czech Airlines, Delta Airlines, Kenya Airways, KLM, Korean Air, TAROM, dan Vietnam Airlines. Sementara dua maskapai yang sedang dalam proses untuk bergabung dengan aliansi adalah China Eastern, dan China Airlines.
"Garuda perlu waktu 12-18 bulan untuk men upgrade teknologi informasi sehingga bisa tersambung dengan aliansi. Upgrade ini juga akan kami lakukan di dua bandara tersebut," tegas Emir.
Direktur Utama AP I Tommy Soetomo menjelaskan, Ngurah Rai akan dikembangkan terlebih dulu. Karena realisasi jumlah penumpangnya sudah melebihi kapasitas. Dari kapasitas 1,5 juta penumpang per tahun, tetapi malah sudah dilalui lebih dari 9,5 juta penumpang per tahun. Terdiri dari 4,5 juta penumpang domestik dan 5 juta penumpang internasional.
"Untuk Ngurah Rai saja dibutuhkan dana sekitar Rp 2 triliun. Di mana Rp 1,25 triliun dari pinjaman dan sisanya dari kas internal," jelasnya.
AP I disebutnya juga akan menggandeng Pemerintah Provinsi Bali untuk membantu membebaskan 129.000 meter lahan demi pengembangan bandara tersebut.
Direktur Operasi dan Teknik AP I Harjoso Tjatur Prijanto menambahkan nantinya perseroan akan melakukan tender pekerjaan pengembangan terminal dan interior, perluasan apron serta membangun gedung parkir bertingkat.
"Kami juga akan mengalihkan fungsi terminal internasional menjadi terminal domestik. Serta domestik menjadi internasional. Karena terminal internasional saat ini lebih besar kapasitasnya dan seharusnya digunakan untuk domestik," imbuh Harjoso.
Tahun ini AP I menargetkan pendapatan Rp 2,361 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 500 miliar. Sampai kuartal III 2010, Tommy menyebut perseroan sudah berhasil mengantongi pendapatan Rp 1,79 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News