Reporter: Monika Novena | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Garuda Indonesia serius menggarap pasar korporasi. Garuda berhasil merangkul 61 Kedutaan Besar di Indonesia agar menggunakan jasa penerbangannya, baik untuk rute domestik maupun internasional.
Kemarin (26/10), Garuda meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan 61 kantor kedutaan besar, antara lain Afghanistan, Bosnia dan Herzegovina, Prancis, Jerman, Norwegia, Oman, Spanyol, Inggris, Australia, Brunai, Italia, Jepang, Myanmar, Srilanka dan negara-negara lain di Asia, Eropa dan Afrika.
Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda Indonesia, mengatakan, kerja sama ini merupakan upaya Garuda mendongkrak market share. Selain itu, Garuda akan mengenalkan destinasi wisata Indonesia kepada kantor kedutaan melalui anak perusahaannya, Aerowisata.
Melalui kerjasama ini, nantinya, seluruh staf kedutaan beserta keluarga bisa memanfaatkan produk dan layanan Garuda. “Mereka bisa menggunakan penerbangan Garuda Indonesia untuk rute domestik maupun internasional,” kata Emirsyah.
Pihak kedutaan tersebut akan mendapatkan layanan berupa harga khusus alias special net corporate fare sebesar 15%, prioritas untuk pemesanan dan city check in.
Sebelumnya, tahun 2010 yang lalu Garuda Indonesia juga telah melakukan penandatangan kerjasama dengan 16 kedutaan besar negara sahabat di Indonesia. Yaitu, Ceko, Palestina, Polandia, Korea Selatan, Turki, Panama, Peru, Uni Eropa, Uzbekistan, Swedia, Iran, Brazil, Selandia Baru, Mexico, Amerika Serikat, dan Singapura.
Garuda Indonesia memang secara konsisten menggarap pasar korporasi. Sebab, pangsa pasar ini potensial bagi Garuda. Hingga saat ini, maskapai nasional itu telah melakukakan kerjasama corporate sales dengan sekitar 1.100 perusahaan besar di dalam negeri.
Tahun ini, Garuda menargetkan bisa menambah klien korporasinya hingga menjadi 1.250 perusahaan. Dengan begitu, target penjualan hasil dari kerjasama dengan korporasi akan mencapai Rp 1,5 triliun.
Sementara itu, menurut pengamat penerbangan Dudi Sudibjo, menggandeng korporasi memang menjadi salah satu cara pemasaran yang menarik. “Belum banyak maskapai yang membidik pasar ini,” ujarnya. Terlebih, korporasi biasanya lebih memilih menggunakan pesawat charter. Jadi, pasar korporasi ini memang masih terbuka lebar.
Namun, menjalin kerja sama dengan korporasi tidaklah mudah. Maskapai penerbangan dituntut kesiapannya dalam hal keselamatan penerbangan. "Biasanya akan ada tim audit dari korporasi yang datang untuk menilai keselamatan maskapai,” kata Dudi.
Hal ini dilakukan mengingat penumpang yang akan dibawa adalah pejabat. Jika lulus dalam hal keselamatan penerbangan, berarti maskapai itu sudah siap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News