kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Garuda Indonesia: Pemegang saham Sriwijaya terlalu intervensi direksi


Senin, 11 November 2019 / 10:00 WIB
Garuda Indonesia: Pemegang saham Sriwijaya terlalu intervensi direksi
ILUSTRASI. Pesawat Boeing 737 maskapai Sriwijaya Air di bandara Silangit Kabupaten Tapanuli Utara Sumatra Utara.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air sempat kembali mesra pada awal Oktober 2019. Kedua maskapai rujuk dan Garuda Indonesia kembali memberikan fasilitas perawatan pesawat Sriwijaya Air di bengkel GMF. Namun sebulan setelah rujuk, hubungan kedua maskapai kembali memburuk.

Garuda Indonesia Group tak lagi memberi dukungan kepada Sriwijaya Air, termasuk perawatan pesawat. Mantan Dirut Sriwijaya Air hasil Kerja Sama Manajemen (KSM) Joseph Saul mengungkapkan setelah perjanjian kerja sama tersebut, Garuda Indonesia Group memegang kendali 100 persen operasional Sriwijaya Air. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki performa operasional dan keuangan yang saat itu memburuk.

"Posisi direktur utama, direktur operasional, direktur keuangan diisi dari Garuda Indonesia Group sesuai dengan perjanjian. Namun dalam perjalanannya, pihak pemegang saham Sriwijaya Air meminta agar komposisi direksi 50:50. Ini yang tidak disetujui oleh Garuda Indonesia Group," jelasnya kepada Kompas.com, Sabtu (10/11/2019).

Selain itu, jelas Joseph, pada masa transisi 1 bulan setelah rujuk, pihak pemegang saham Sriwijaya Air juga membatasi gerak para direksi. Akibatnya, keputusan strategis untuk mendukung operasional maskapai tidak bisa dilakukan. Yang terjadi kemudian adalah perombakan direksi Sriwijaya Air atas permintaan pemegang sahamnya.

Baca Juga: Lepas dari Garuda, Kemenhub pastikan Sriwijaya tetap beroperasi normal

Berdasarkan salinan surat pengangkatan direksi yang didapat Kompas.com, Hendry Lie selaku pemegang saham Sriwijaya Air mengangkat Jefferson Irwin Jauwena sebagai direktur utama. Pengangkatan Jefferson berdasarkan surat bernomor 088/SK-PS/XI/2019 tertanggal 6 November 2019 yang ditandatangani Hendry Lie.

Baca Juga: Sriwijaya Air pulangkan seluruh staf bantu Garuda Indonesia

Selanjutnya, pemegang saham Sriwijaya Air menunjuk Dwi Iswantoro sebagai Direktur Teknik. Lalu, Didi Iswandy diangkat menjadi Direktur Operasional Sriwijaya Air. Kemudian, Cecep Cahyana ditunjuk sebagai Direktur Quality, Safety & Security PT Sriwijaya Air.

Keputusan tersebut yang kemudian mendorong Garuda Indonesia Group menghentikan dukungan terhadap operasional Sriwijaya Air.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Garuda Indonesia : Pemegang Saham Sriwijaya Terlalu Intervensi Direksi"

Editor : Bambang Priyo Jatmiko

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×