kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Garuda kantongi laba US$ 31 juta di Juli 2017


Minggu, 03 September 2017 / 14:48 WIB
Garuda kantongi laba US$ 31 juta di Juli 2017


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Perlahan namun pasti, maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mulai mencatatkan pertumbuhan positif dengan mencatatkan profit sebesar US$ 31 juta selama bulan Juli 2017.

Capaian positif tersebut menurut Ikhsan Rosan selaku Senior Manager Public Relation Garuda lantaran efisiensi yang dilakukan perseroan dalam meningkatkan penjualan, utilisasi, dan penambahan rute.

"Berkat manajemen kami dalam program efisiensi, peningkatan penjualan, utilisasi yang tinggi, serta rute-rute baru makanya ada peningkatan revenue," terang Ikhsan kepada KONTAN, Sabtu (2/9).

Seperti yang sudah diketahui, perseroan mencatatkan kenaikan revenue sebesar 7,4% di semester 1 tahun ini menjadi US$ 1,89 miliar  dibandingkan semester 1 2016.

Namun, perseroan masih mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 283,8 juta, atau naik 349% dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai US$ 63,2 juta.

Kenaikan rugi bersih tersebut karena salah satunya pada April 2017 ada pencatatan transaksi tax amnesty senilai US$ 137 juta. Selain itu, GIAA harus menanggung beban denda US$ 8 juta akibat kasus persaingan bisnis kasus persaingan usaha, yaitu bisnis kargo di 2012 lalu.

Padahal, jika dikeluarkan faktor tax amnesty dan kasus hukum di Australia, kinerja keuangan hanya merugi US$ 38 juta.

Ikhsan menambahkan sejak kedatangan Pahala sebagai Direktur Utama di kuartal 2 tahun ini, memberikan efek positif terhadap kinerja keuangan perseroan, walaupun masih mengalami kerugian.

Faktor utama bagi kerugian perseroan, tambah Ikhsan, adalah peningkatan beban operasional bahan bakar sebesar 36% menjadi US$ 571 juta dibandingkan tahun lalu.

"Kalau dilihat dari kuartal 1 kami rugi sekitar US$ 99 juta. Kemudian dengan datangnya Pak Pahala sebagai Direktur Utama pada April, mengalami perbaikan hingga Juni rugi hanya US$ 38 juta," tambah Ikhsan.

Agar dapat meningkatan kinerja keuangan, perseroan melaksanakan sejumlah strategi hingga akhir tahun ini dengan menargetkan efisiensi sebesar US$ 100 juta melalui 5 program "Quick Win".

Maka dari itu, Pahala N. Mansury, selaku Direktur Utama Garuda Indonesia menargetkan mulai kuartal 3 dan 4 perseroan mampu membukukan laba sebesar US$ 12 juta tiap bulannya, agar di akhir tahun mampu membukukan operating revenue sebesar US$ 3,5 miliar yang berasal dari maskapai Garuda dan Citilink.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×