Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) melihat prospek bisnis perbaikan mesin pesawat akan lebih baik di tahun ini. Perseroan menyampaikan, pasar mesin Repair and Overhaul (MRO) diperkirakan mencapai US$ 40,15 miliar pada tahun 2024, dan diperkirakan akan mencapai US$ 54,68 miliar pada tahun 2029, dengan CAGR sebesar 6,37% selama periode 2024-2029.
Dengan demikian, Perusahaan pun optimis menargetkan pertumbuhan bisnis naik hingga 15% di tahun 2024 dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2023.
Rian Fajar Isnaeni, VP Corporate Secretary & Legal GMFI mengatakan dampak pandemi COVID-19 terhadap engine MRO market cukup signifikan. Hal ini lantaran banyaknya jumlah aircraft storage dan low utilization, permintaan perawatan engine secara global turun secara signifikan pada tahun 2020.
Namun, pada tahun 2021, dunia aviasi mulai recovery secara bertahap, yang menyebabkan peningkatan passenger traffic dan aircraft movements.
Baca Juga: Produksi Nikel Matte Vale Indonesia (INCO) Naik 18% Sepanjang Tahun Lalu
"Seiring dengan itu akan meningkatnya permintaan layanan MRO yang seiring dengan berkembangnya industri aviasi global," ujar Rian kepada KONTAN, Rabu (31/1).
Lebih lanjut ia bilang, Asia Pasifik menjadi pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan market yang sangat potensial. Sehingga perseroan berharap dapat menyerap beberapa customer yang difokuskan untuk melakukan perawatan engine CFM5-5B maupun CFM56-7B yang sesuai dengan capability GMF.
Hingga saat ini, GMF tetap menjadi market leader di area domestik dan menjadi salah satu MRO terbesar di kawasan regional.
Untuk pelanggan internasional, GMF telah menjalin kerjasama jangka panjang utamanya dengan pelanggan di kawasan Asia Pacific, seperti Vietnam, Korea Selayan, Filipina, India, Australia, dan area sekitarnya; serta pelanggan dari Eropa, Middle East, dan Amerika.
"Penjajakan juga sedang dilakukan untuk customer baru, utamanya untuk pekerjaan perawatan mesin pesawat, komponen pesawat, dan jasa perawatan dan perbaikan pesawat lainnya," sambung Rian.
Seiring dengan target pertumbuhan bisnis, di tahun 2024 GMF juga menyiapkan belanja modal atau capex dengan jumlah lebih besar dibandingkan tahun 2023.
Baca Juga: Indonesian Paradise Property (INPP) Bidik Kenaikan Pendapatan 20% pada Tahun 2024
Dalam catatan KONTAN, alokasi capex perseroan tahun lalu yakni US$ 3,9 juta. Sementara di 2024, alokasi capex akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dan juga ekspansi bisnis. Sayang, ia enggan menyebut nilai pastinya.
untuk ke depannya, Rian mengatakan GMFI berencana untuk meningkatkan ekspansi bisnis di seluruh segmen produk baik airframe, component, engine, maupun dari segmen power services dan defense industry.
"Pengembangan kapabilitas dan kapasitas juga kerjasama dengan pihak lain sedang disiapkan untuk mendukung rencana tersebut," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News