Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) semakin gencar berekspansi di luar negeri. Setelah Australia, anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ini membidik pasar Asia Timur dan Timur Tengah.
Sekretaris Perusahaan GMF AeroAsia Apong Maryati menyebutkan, sejauh ini kinerja station yang telah beroperasi di Melbourne, Australia cukup baik. Dari segi permintaan, GMFI mengklaim, minat maskapai lokal yang menggunakan jasa GMFI cukup tinggi.
Baca Juga: Fasilitas baru GMF AeroAsia (GMFI) diproyeksikan mampu tingkatkan pendapatan di 2020
Pada akhir kuartal I/2020, GMFI bakal mulai first technical support di Station Melbourne. GMFI bakal mengoperasikan station lainnya di Sydney dan Perth tahuni ini.
GMFI menyebut untuk ekspansi tersebut tak akan menggerus anggaran belanja modal (capex). "Capex untuk station Sydney dan Perth sangat minimal, tambahan kebutuhan peralatan dapat dipenuhi dengan fleksibel karena dikirimkan dari Cengkareng," ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (2/3).
Asal tahu saja, GMFI menyiapkan capex sebesar US$ 50 juta tahun ini. Sebagian besar dialokasikan untuk ekspansi bisnis baik secara organik dan non-organik.
Tak berhenti di Australia, Apong menyebutkan GMFI bakal menyasar negara lain. "Selanjutnya adalah pada pasar Asia Timur dan Timur Tengah," lanjutnya.
Menurutnya, pasar tersebut merupakan pasar potensial dan kapabilitas yang dimiliki GMFI selaras dengan kebutuhan maskapai penerbangan di negara tersebut. GMFI berencana melakukan penetrasi ke negara tersebut di tahun ini pula.
Namun, karena wabah virus corona yang menyebar semakin luas, GMFI bakal memantau kembali kondisi industri aviasi di wilayah-wilayah tersebut, termasuk rencana pembukaan station baru GMFI di Sydney dan Perth.
Penyebaran virus corona yang meluas membuat lalu lintas penerbangan semakin terbatas akibat penutupan rute dari dan ke China. Bahkan, penutupan rute juga telah terjadi ke beberapa negara lain yang juga engah menghadapi wabah corona.
Walaupun begitu, Apong menilai, dengan kondisi industri penerbangan yang secara umum kurang favourable ini GMFI tetap melihat sisi positif.
"Penutupan penerbangan dari dan/ke China memang mempengaruhi permintaan pada segmen line maintenance akibat penurunan jumlah penerbangan. Namun, sisi positifnya saat ini kami terus mendapatkan permintaan dari operator luar negeri yang mengalihkan perawatannya dari China akibat penutupan beberapa fasilitas perawataannya, terutama segmen airframe," tuturnya.
Baca Juga: GMF AeroAsia (GMFI) resmi ekspansi ke Australia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News