Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih mengkaji rencana pembelian pesawat untuk memperkuat armada penerbangannya. Garuda belum memutuskan apakah akan membeli pesawat dari Airbus atau Boeing.
Sebelumnya Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli meminta agar Garuda membatalkan rencana pembelian pesawat Airbus A350.
Juru bicara Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, Garuda Indonesia masih terus mencari komparasi produk yang sesuai kebutuhannya, dengan mencari peluang yang bisa memenuhi strategi bisnisnya yang menguntungkan dalam jangka panjang.
"Paris Air Show adalah ajang yang besar berskala internasional buat para industri pesawat terbang untuk memamerkan keunggulan teknologi masa depan yang harus dilihat oleh pelaku bisnis penerbangan,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/8).
Ia menjelaskan, dalam pameran kedirgantaraan para produsen tentunya menawarkan berbagai produk unggulannya, dan hal tersebut memudahkan Garuda Indonesia untuk melihat komparasi atau perbandingan produk pesawat yang ditawarkan.
Ia memastikan, segala aksi korporasi yang dilakukan Garuda Indonesia dan selaku perusahaan publik tentunya patuh pada regulasi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aturan pasar modal, dan ketentuan keuangan lainnya yang menekankan prinsip good corporate governance atau GCG.
Garuda juga memastikan bahwa manajemen hingga saat ini tetap fokus pada upaya-upaya untuk melanjutkan pertumbuhan bisnis pada semester satu tahun 2015 yang sudah diraih dengan kerja keras, mengingat kerugian yang sempat dialami maskapai “flag carrier” Indonesia tersebut pada tahun sebelumnya.
Garuda memprediksi dalam tiga tahun ini adalah tahun dimana pengaruh perekonomian global masih akan memberikan tekanan terhadap Garuda, sehingga membuat manajemen mengambil tindakan yang paling rasional yaitu melakukan konsolidasi grup perusahaan dengan mengkaji kembali seluruh aktivitas bisnis Garuda Indonesia Group, termasuk perencanaan operasional.
“Sejak awal manajemen Garuda Indonesia sudah bertekad untuk bekerja keras membenahi dan membawa Garuda Indonesia semakin maju. Dan kita mengawali semester satu dengan hasil yang positif dari posisi yang merugi sebelumnya,” tambah Ikhsan.
Pada semester I-2015 ini, Garuda membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar US$ 29,3 juta atau Rp 392,6 miliar (dengan kurs Rp 13.400 per dollar AS). Angka tersebut meningkat 114,5% dibanding periode yang sama tahun lalu, di mana saat itu Garuda tercatat merugi US$ 201,3 juta. Peningkatan kinerja operasional di antaranya ditandai dengan peningkatan market share atau jumlah penumpang yang diangkut oleh Garuda dan Citilink (anak perusahaan).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News