kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -21.000   -1,08%
  • USD/IDR 16.319   9,00   0,06%
  • IDX 7.792   185,77   2,44%
  • KOMPAS100 1.105   23,32   2,16%
  • LQ45 823   23,67   2,96%
  • ISSI 258   4,00   1,58%
  • IDX30 426   12,56   3,04%
  • IDXHIDIV20 488   14,77   3,12%
  • IDX80 123   2,78   2,31%
  • IDXV30 127   1,15   0,91%
  • IDXQ30 137   4,21   3,18%

Garuda Minta Tambahan Dana untuk Pengadaan Pesawat, Ini Kata Bos Danantara


Rabu, 11 Juni 2025 / 10:16 WIB
Garuda Minta Tambahan Dana untuk Pengadaan Pesawat, Ini Kata Bos Danantara
ILUSTRASI. Garuda Indonesia (GIAA) sempat meminta dana tambahan untuk pengadaan 15 armada pesawat kepada Danantara


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. CEO BPI Danantara Rosan Roeslani buka suara soal kabar PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang meminta pendanaan untuk pengadaan 15 armada pesawat.

Rosan mengatakan, permintaan Garuda tersebut sengah dievaluasi Danantara. 

“Ya, itu bagian holding sedang mengevaluasi,” ujar Rosan ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (11/6). 

Rosan menambahkan bahwa evaluasi yang dilakukan Danantara tidak hanya terhadap Garuda. Akan tetapi juga terhadap semua BUMN. 

Baca Juga: Garuda Indonesia Group Catatkan Okupansi 80% Selama Libur Panjang Idul Adha 2025

“Bukan hanya Garuda, kami mengevaluasi semua BUMN yang ada. Bagaimana meningkatkan dan mengoptimalkan aset yang ada,” terang Rosan. 

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani, dalam keterbukaan informasi BEI mengatakan bahwa pada prinsipnya kebijakan dan strategi atas aksi korporasi sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham serta para pemangku kepentingan terkait.

Ia bilang, Garuda Indonesia terus berkoordinasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan agar perusahaan berjalan sesuai jalur dan strategi perusahaan.

Dihubungi secara terpisah, Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan, salah satu langkah mendesak bagi Danantara adalah merestrukturisasi BUMN-BUMN bermasalah, seperti Garuda, BUMN-BUMN karya, dan BUMN-BUMN farmasi. 

 

"Jika terlambat dilakukan justru akan semakin mahal. Tetapi restrukturisasi harus tuntas, artinya harus menyelesaikan masalah bukan menyembunyikannya," ujar Wijayanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×