Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) enggan memanfaatkan dua rute gemuk, Jakarta-Medan dan Jakarta-Surabaya yang ditinggalkan PT Indonesia AirAsia (IAA) mulai 1 Oktober 2010.
Direktur Niaga Garuda Indonesia Agus Priyanto menegaskan Garuda bukanlah tipe maskapai yang suka memanfaatkan rute yang ditinggalkan maskapai lain.
"Kami ini bukan follower, tapi kami yang men-drive market. Lagian juga pasar yang ditinggal IAA segmentasinya berbeda dengan kami di full service," jelas Agus, Rabu (25/8).
Menurutnya, Garuda juga tidak akan menugaskan unit bisnisnya, Citilink untuk memanfaatkan dua rute tersebut dengan menambah frekuensi di sana. "Berapa sih frekuensi penerbangan IAA ke Medan dan Surabaya. Tidak signifikan," jelasnya.
Namun, Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar secara diplomatis menyatakan masih akan melihat permintaan di dua rute itu. "Saat ini Jakarta-Surabaya kami terbangi 14 kali seminggu dan Jakarta-Medan 9 kali. Kami lihat nanti supply and demand nya, kalau memang permintaan ada kita tambah," ujarnya.
Sebelumnya IAA memastikan akan lebih fokus menggarap rute penerbangan internasional mulai 1 Oktober 2010. Anak usaha AirAsia Berhad Malaysia itu hanya akan menyisakan 20% rute penerbangan domestik dari seluruh penerbangan yang dilakukannya di akhir tahun ini.
Saat ini, manajemen maskapai yang terkenal akan penerbangan murahnya itu tengah membahas beberapa opsi rute internasional baru untuk menggantikan dua rute tersebut.
Rute-rute baru yang sedang dipertimbangkan adalah Bali-Kota Kinabalu, Bali-Kuching, Surabaya-Penang, Surabaya-Johor Bahru, Medan-Kuala Lumpur, Medan-Bangkok, Medan-Hongkong, Bali-Darwin, dan menambah penerbangan rute Bali-Kuala Lumpur dari saat ini dua kali sehari pp.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News