kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.486   -14,00   -0,08%
  • IDX 7.753   53,70   0,70%
  • KOMPAS100 1.084   7,87   0,73%
  • LQ45 796   13,84   1,77%
  • ISSI 263   -1,09   -0,41%
  • IDX30 413   6,93   1,71%
  • IDXHIDIV20 480   7,66   1,62%
  • IDX80 120   1,65   1,39%
  • IDXV30 131   2,26   1,75%
  • IDXQ30 133   1,88   1,43%

Gawat, Stok Gula Mengkhawatirkan


Kamis, 12 November 2009 / 15:57 WIB
Gawat, Stok Gula Mengkhawatirkan


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Kondisi stok gula pasir untuk konsumsi sampai akhir tahun mulai mengkhawatirkan. Bahkan, cadangan gula itu pun tidak akan mampu memasok kebutuhan awal pada tahun depan. "Perkiraan saya stok bisa habis dalam dua bulan ini," kata Arum Sabil, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Kamis (12/11).

Arum menghitung, saat ini cadangan gula hanya mencapai 500.000 ton. Padahal, kebutuhan gula diperkirakan mencapai 250.000 ton per bulan. Jika ada penambahan pun, ia memprediksi jumlah cadangan gula yang ada sampai akhir tahun tidak akan melebihi 850.000 ton.

Jumlah ini sedikit berbeda dengan perhitungan Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi. Bayu memprediksi, sampai akhir Desember 2009, cadangan gula nasional bisa mencapai 850.000 ton. "Saya kurang yakin dengan angka itu," tegas Arum.

Peringatan ini ternyata membuat pemerintah waspada. Makanya, pemerintah berencana mengelola cadangan gulapasir nasional mulai tahun depan. Sebab, ini merupakan salah satu jalan keluar untuk menjaga stabilitas pasokan sekaligus harga saat terjadi goncangan akibat perubahan situasi ekonomi.

Deputi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Agro Industri, Kehutanan, dan Percetakan Agus Pakpahan pernah menyatakan, paling tidak pemerintah mesti memiliki stok gula sebanyak 200.000 ton per bulan. "Ketika harga tinggi, stok itu harus dilepas untuk menyeimbangkan harga," kata Agus, awal September silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×