kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Gelar IIGCE 2025, Indonesia Berkomitmen Menjadi Pemimpin Energi Terbarukan


Kamis, 22 Mei 2025 / 16:45 WIB
Gelar IIGCE 2025, Indonesia Berkomitmen Menjadi Pemimpin Energi Terbarukan
Asosiasi Panasbumi Indonesia (INAGA) menggelar sesi MediaGathering dengan tema “IIGCE 2025: Komitmen Indonesia untuk Kepemimpinan Energi Terbarukan” pada Kamis (22/5/2025)


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sebagai bagian dari rangkaian menuju penyelenggaraan The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025, Asosiasi Panasbumi Indonesia (INAGA) menggelar sesi Media Gathering dengan tema “IIGCE 2025: Komitmen Indonesia untuk Kepemimpinan Energi Terbarukan”. 

Bertempat di Jakarta, acara ini dihadiri oleh para redaktur pelaksana, kepala desk energi, dan jurnalis dari berbagai media nasional, dengan konsep Lunch & Dialogue yang dirancang untuk memperkuat hubungan antara penyelenggara dan insan media. 

Mengenalkan IIGCE 2025 Sebagai Inisiatif Strategis Energi Bersih Julfi Hadi, Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia membuka sesi dengan menegaskan bahwa IIGCE bukan hanya sebuah konferensi dan pameran, tetapi sebuah platform kolaboratif yang membawa misi strategis bagi Indonesia. 

“Panas bumi merupakan aset energi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga stabil dan melimpah di Indonesia. Saat ini, pemerintah mendorong swasembada energi dan panas bumi dapat menjadi andalan sistem ketenagalistrikan nasional,” kata dia, dalam diskusi, Kamis (22/5).

Kata Julfi, API terus bekerja sama dengan Kementerian ESDM dan pelaku industri untuk mendorong regulasi yang mendukung kelayakan pendanaan proyek, serta berkolaborasi dalam menciptakan upaya efisiensi biaya di geothermal market. 

“Melalui IIGCE, kami ingin memperkuat posisi Indonesia sebagai regional hub energi panas bumi, sekaligus memperluas kolaborasi dengan mitra global,” ujarnya. 

Julfi juga menambahkan bahwa API/INAGA berkomitmen mendukung percepatan pengembangan panas bumi melalui advokasi kebijakan, peningkatan kapasitas, dan promosi investasi hijau yang sejalan dengan agenda keberlanjutan nasional menuju target Net Zero Emission.

Sementara itu, Ismoyo Argo, Ketua Panitia Pelaksana The 11th IIGCE 2025 memaparkan tujuan dan konsep pelaksanaan kegiatan yang akan digelar pada 17 - 19 September 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) dengan tema “Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth”. 

Tahun ini, IIGCE akan mengusung pendekatan baru yang lebih inklusif dan partisipatif, dengan memperluas jangkauan peserta dari sektor pemerintah, pelaku usaha, akademisi, LSM, hingga generasi muda.

“IIGCE 2025 akan menghadirkan berbagai agenda unggulan, termasuk sesi high-level dialogue, technical paper presentation, international exhibition, business matchmaking, serta kegiatan komunitas seperti field trip dan youth program. “Kami menargetkan lebih dari 5.000 pengunjung dan partisipasi dari lebih 30 negara, dengan harapan memperkuat diplomasi energi dan investasi,” jelasnya. 

Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk mempercepat inovasi teknologi dan pembiayaan proyek-proyek panas bumi di Indonesia, sekaligus mendukung keterlibatan pelaku industri lokal melalui peningkatan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).

Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), menjelaskan arah kebijakan pemerintah dalam memperkuat sektor panas bumi sebagai bagian integral dari transisi energi. “Pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan afirmatif untuk mendorong pemanfaatan potensi panas bumi secara optimal, mulai dari penyederhanaan regulasi, penguatan data potensi, hingga dukungan insentif investasi,” terangnya.

Dalam konteks menuju Indonesia Emas 2045, pemerintah menempatkan panas bumi sebagai salah satu pilar utama dalam upaya dekarbonisasi sektor energi. Pengembangan proyek-proyek panas bumi juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja hijau, memperkuat ketahanan energi nasional, serta meningkatkan nilai tambah ekonomi di wilayah-wilayah penghasil energi. 

Media gathering ini juga menjadi momentum penting untuk membangun pemahaman bersama antara penyelenggara IIGCE dan kalangan media mengenai isu-isu strategis energi terbarukan, khususnya panas bumi. Diskusi terbuka antara narasumber dan jurnalis berlangsung aktif, membahas tantangan sosial, aspek lingkungan, dan peluang bisnis dalam transisi energi. 

“Kami sangat mengapresiasi peran media sebagai mitra strategis dalam menyebarkan informasi yang akurat, berimbang, dan edukatif kepada publik. Dukungan media akan sangat menentukan dalam membentuk persepsi positif masyarakat terhadap pengembangan energi bersih,” ungkap Bapak Ismoyo Argo, Ketua Panitia Pelaksana The 11th IIGCE 2025.

Dengan potensi panas bumi yang mencapai lebih dari 24 GW—terbesar di dunia—dan komitmen kuat dari seluruh pemangku kepentingan, IIGCE 2025 diharapkan menjadi titik balik penting dalam transformasi energi Indonesia. Acara ini akan menjadi panggung global yang menunjukkan bahwa Indonesia siap memimpin di panggung internasional dalam hal inovasi energi bersih, investasi hijau, dan pembangunan berkelanjutan.

Selanjutnya: Tancap Gas di Kuartal I-2025, Prospek Bumi Resources Minerals (BRMS) Ciamik di 2025

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (23/5), Daerah di Jakarta Ini Waspada Hujan Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×