Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya meningkatkan peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam kegiatan ibadah haji dan umrah. Kemenperin optimistis pelaku IKM dalam negeri mampu memanfaatkan peluang pasar kebutuhan barang dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengungkapkan Kemenperin berupaya menjalin kolaborasi bersama Kementerian Haji, perusahaan travel, serta bank penerima setoran haji dan umrah.
“Indonesia merupakan kontributor terbesar ibadah haji di dunia yaitu sekitar 10%, dan penyumbang jemaah umrah tinggi dengan antusiasme yang terus meningkat,” kata Reni dalam rilis yang disiarkan pada Rabu (17/12/2025).
Reni bilang, Kemenperin ingin membuka akses bagi para pelaku IKM untuk dapat meraup pasar kebutuhan penyelenggaraan haji dan umrah. Mulai dari makanan dan minuman halal, obat-obatan dan kosmetik, perlengkapan ibadah, busana muslim dan modest fesyen, koper dan tas perjalanan, perlengkapan hotel, dan produk lainnya.
Baca Juga: Saraswanti Gandeng Meliá Hotels Kelola Melia Sentul Resort & Convention
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kemenperin telah menyelenggarakan Temu Bisnis (Business Matching) sektor IKM Pangan dan Barang Gunaan.
Reni mengatakan, upaya penguatan kemitraan antara IKM dengan ritel, restoran, cafe, travel haji dan umrah, bank penerima setoran dan agregator merupakan amanat regulasi nasional.
“Oleh sebab itu, Kemenperin melibatkan lebih dari 45 pelaku IKM yang terdiri dari IKM pangan, IKM batik, IKM kain ihram, IKM mukena, IKM alas kaki, dan IKM kosmetik dan kimia, untuk dapat ikut serta dalam kegiatan Temu Bisnis dengan Ekosistem Haji dan Umrah tahun ini,” ungkap Reni.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 dan 2024, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia tercatat memberangkatkan lebih dari 200.000 jamaah haji. Tahun lalu menjadi puncak kuota terbesar dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia, dengan total jamaah mencapai 241.000.
“Jumlah jamaah haji Indonesia pada tahun 2024 memberikan kontribusi sebanyak 11,5% dari 1,8 juta jemaah haji dunia, yang merupakan kontribusi terbesar di dunia,” ungkap Reni.
Bukan hanya haji, permintaan umrah pun terus mengalami peningkatan. Jamaah umrah meningkat dari 1 juta jamaah pada tahun 2022 naik menjadi 1,3 juta jamaah pada 2023 dan meningkat jadi 1,4 juta jamaah pada tahun 2024.
Reni bilang, besarnya arus pergerakan jamaah ini membentuk sebuah ekosistem haji dan umrah yang membuka peluang besar bagi industri nasional untuk menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan jamaah. “Kebutuhan dasar seperti pangan halal, produk kesehatan, kosmetik dan personal care, perlengkapan ibadah, serta modest fashion menjadi sangat penting dalam mendukung kelancaran perjalanan ibadah,” ungkap Reni.
Baca Juga: Kemenperin & Hippindo Buka Akses IKM Pangan untuk Jadi Pemasok Ritel Besar
Reni meyakini industri nasional mulai dari industri pangan, tekstil dan pakaian jadi, alas kaki, hingga farmasi dan kosmetik memiliki kapasitas dan potensi untuk menangkap peluang memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah.
"Industri dalam negeri sebetulnya memiliki kemampuan untuk dibimbing masuk ke dalam ekosistem haji dan umrah, hingga dapat menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan jemaah, dan mendukung kenyamanan dan kelancaran perjalanan ibadah tersebut,” tandas Reni.
Selanjutnya: Pidato di Gedung Putih, Trump Klaim Prestasi di Tengah Anjloknya Kepuasan Publik
Menarik Dibaca: Rekomendasi HP Xiomi Tahan Air yang Wajib Dibeli Sebelum 2026, Cek di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













