kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Gelar Indonesia Food Innovation 2024, Kemenperin Kembangkan IKM Pangan Inovatif


Jumat, 07 Juni 2024 / 22:21 WIB
Gelar Indonesia Food Innovation 2024, Kemenperin Kembangkan IKM Pangan Inovatif
ILUSTRASI. Dirjen IKMA Kemenperin, Reni Yanita


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan teknologi dan berkembangnya gaya hidup masyarakat berimbas pada kebutuhan yang semakin bertambah dan beragam akan produk makanan dan minuman (mamin). Hal ini tentunya membuat tingkat persaingan bisnis antar pelaku usaha mamin semakin ketat. 

Untuk itu, Industri Kecil dan Menengah (IKM) di sektor ini perlu mempersiapkan diri untuk beradaptasi dan berinovasi untuk meningkatkan daya saingnya, dengan membaca tren dan kebutuhan pasar, baik pasar dalam negeri maupun ekspor.

Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk mendorong para pelaku IKM pangan terus berinovasi menciptakan produk-produk inovatif, sehingga dapat bertahan, bahkan mengembangkan usahanya di situasi yang dinamis seperti saat ini. Langkah tersebut diwujudkan dengan menyelenggarakan Program Indonesia Food Innovation (IFI) yang pada tahun 2024 ini merupakan pelaksanaan yang kelima kali.

“Langkah ini sebagai pendorong bagi para pelaku IKM pangan untuk mendapatkan pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli di bidang bisnis maupun teknis. Diharapkan, program ini dapat mengakselerasi bisnis mereka menuju IKM modern yang marketable, profitable, dan sustainable hingga nantinya dapat meningkatkan skala bisnis IKM yang dibina,” ucap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita dalam keterangannya, Jumat (7/6).

Baca Juga: Maniskan Kinerja Industri Olahan Kopi, Kemenperin Cetak SDM Ahli

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dan potensi yang besar dalam mendukung perekonomian Indonesia. Terbukti, pada Triwulan-I tahun 2024, struktur PDB Industri Pengolahan Non-Migas didominasi oleh sektor Industri Makanan dan Minuman yang memberikan kontribusi sebesar 39,91%, atau 6,47% dari total PDB Nasional.

“Hal ini juga ditunjukkan dengan nilai ekspornya pada April 2024 yang mencapai USD2,71 miliar atau 19,4% dari ekspor Industri Pengolahan Non-Migas. Ini merupakan ekspor terbesar kedua setelah Industri Logam Dasar,” ucap Reni.

Reni mengungkapkan bahwa sebagian dari nilai tersebut merupakan kontribusi IKM pangan yang berjumlah sekitar 1,7 juta unit usaha, dengan menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja sehingga tergolong sebagai industri padat karya. 

“Mengacu data tersebut, dapat dilihat IKM pangan atau mamin berperan penting sebagai komponen pemberdayaan masyarakat di Indonesia,” lanjut Reni.

Di sisi lain, masih terdapat permasalahan yang menjadi hambatan bagi kemajuan IKM pangan, di antaranya, keterbatasan modal, manajemen yang belum profesional, belum terpenuhinya standar dan legalitas usaha, serta keterbatasan inovasi. 

IKM juga dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya, seperti kebutuhan akan pasokan bahan baku yang stabil, kehadiran pesaing dan produk baru, serta permintaan pasar yang sangat fluktuatif.

Reni mengungkapkan, komoditas agribisnis dan bahan pangan lokal alternatif merupakan tulang punggung ketahanan pangan Indonesia. Oleh karena itu, efisiensi dan efektivitas dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan menghubungkan daerah yang oversupply dengan daerah yang overdemand.

Baca Juga: API: Permendag No 8 Tahun 2024 Membuat Barang Impor Ilegal Makin Merajalela

"Hilirisasi dan industrialisasi yang inovatif dapat menjadi solusi untuk menghasilkan produk yang optimal serta dapat memenuhi kebutuhan pasar dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri pada komoditas agribisnis," kata Reni.

Komoditas agribisnis lokal yang dihasilkan daerah juga memiliki potensi besar lainnya untuk ikut berkontribusi pada rencana pemerintah yang akan datang, yaitu Program Makan Siang untuk Anak Sekolah dan Pencegahan Stunting yang memerlukan dukungan berbagai pihak dan sumber daya.

Reni menjelaskan, hilirisasi pangan yang dilakukan oleh stakeholder seperti IKM, Bumdesa dan Koperasi dapat mendukung kebutuhan masyarakat, terutama dengan inovasi untuk mengembangkan produk yang efisien, seperti produk pangan siap saji yang bisa mendukung pelaksanaan program tersebut.




TERBARU

[X]
×