Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Dalam rapat anggota tahunan yang digelar oleh Indonesian Aircraft Maintenance Shop Association (IAMSA) besok, IAMSA bakal mengundang perwakilan PT BNI Tbk. Pasalnya, selama ini BNI yang lebih siap memberikan pinjaman ke industri ini.
"Kami dari GMF juga selama ini mendapatkan pinjaman dari BNI karena mereka mengerti bisnis perawatan pesawat," kata Ketua Umum IAMSA Richard Budihadianto.
Menurut Richard, IAMSA akan memperkenalkan profil anggotanya kepada BNI sehingga bisa dinilai layak untuk mendapatkan pinjaman modal.
"Selama ini BNI selalu siap untuk memberi pinjaman ke GMF. Rencana kami membangun satu hangar US$ 50 juta juga kemungkinan akan didanai dari pinjaman. Namun untuk bengkel lainnya kami perlu edukasi lagi," jelasnya.
Richard optimis, keberanian BNI dalam mengucurkan pinjaman bagi industri perawatan pesawat akan diikuti oleh bank lainnya. Maklum, menurut Richard industri tersebut memiliki prospek yang sangat baik ke depannya. IAMSA memprediksi pada 2014 nanti belanja perawatan pesawat yang akan dikeluarkan maskapai Indonesia bakal mencapai US$ 2 miliar.
Selama ini, banyak perusahaan perawatan pesawat di Indonesia kesulitan mencari pendanaan untuk keperluan pengembangan bisnisnya. Pasalnya, bank-bank di Indonesia tidak familiar dengan bisnis perawatan pesawat.
"Pihak bank meminta agunan atas dana yang dipinjamkannya. Selama ini pihak bengkel mengajukan mesin dan peralatan perbengkelan sebagai agunan, namun selalu ditolak pihak bank. Karena mereka menganggap mesin itu tidak likuid, padahal harganya tinggi," kata Richard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News