CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Gelombang PHK Masih Membayangi Industri Tekstil Dalam Negeri


Rabu, 15 November 2023 / 07:30 WIB
Gelombang PHK Masih Membayangi Industri Tekstil Dalam Negeri
ILUSTRASI. Gelombang PHK pekerja industri TPT pun masih terus terjadi sampai saat ini.. KONTAN/Baihaki/29/03/2023


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelombang PHK pekerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) masih terus terjadi sampai saat ini.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menyampaikan, sepanjang 2023 berjalan ada sekitar 70.000 pekerja industri TPT yang terdampak rasionalisasi karyawan baik itu berupa PHK, putus kontrak, maupun dirumahkan. Sebagai perbandingan, pads 2022 lalu terdapat sekitar 80.000 pekerja industri TPT yang terkena rasionalisasi karyawan.

"Jumlah ini belum termasuk karyawan TPT kalangan IKM (industri kecil menengah)," ujar dia, Selasa (14/11).

Baca Juga: Tujuh Perusahaan Tekstil Lakukan PHK Massal Terhadap 6.500 Pekerja

Pengurangan jumlah karyawan ini tak lepas dari kondisi industri TPT nasional yang terpuruk lantaran permintaan ekspor masih seret. Kenaikan suku bunga acuan The Fed menyebabkan ketidakpastian ekonomi global yang berujung pada penurunan permintaan produk tekstil asal Indonesia.

Di sisi lain, pasar domestik yang semestinya jadi topangan produsen TPT lokal justru masih dibanjiri oleh produk-produk impor, termasuk produk impor ilegal.

Baca Juga: Kinerja Lesu, Tujuh Perusahaaan Teksil Lakukan PHK Massal

APSyFI memperkirakan industri TPT nasional belum akan pulih pada akhir tahun nanti, meski biasanya permintaan produk pakaian meningkat saat musim libur natal dan akhir tahun. Tahun 2024 pun belum tentu jadi periode yang menyenangkan bagi industri TPT jika masalah permintaan ekspor yang minim dan impor produk ilegal merajelal masih terjadi.

Adanya momentum Pemilu 2024 tidak lantas membantu kinerja industri TPT secara keseluruhan. "Ada order atribut kampanye partai dan Capres-Cawapres. Tapi jumlahnya tidak signifikan," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×