Reporter: David Oliver Purba | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. lesunya perekonomian dalam negeri hingga pertengahan tahun ini tak lantas membuat pelaku industri berdiam diri. Tengok saja, salah satu produsen kaca asal Jepang, PT Asahimas Flat Glass Tbk yang tahun ini menargetkan pertumbuhan mencapai 5%-7%.
Rusli Pranadi, Direktur Independen Asahimas menuturkan, target itu merupakan pencapaian realistis yang mampu di tetapkan manajemen saat ini melihat pasar yang bergerak slow down."Kita masih mengikuti Gross Domestic Product (GDP),"Jelas Rusli kepada KONTAN, Minggu (7/6).
Rusli menambahkan, salah satu strategi untuk meningkatkan penjualannya yaitu dengan menambah porsi ekspor yang sebelumnya 30%, kini menjadi 50%. artinya, akan ada komposisi yang seimbang antara penjualan domestik dan ekspor. Tahun lalu, kontribusi ekspor terhadap penjualan sebesar Rp1,29 triliun. Asahimas telah memasarkan produknya di Asia, Afrika, dan Timur Tengah.
Selain itu, kenaikan biaya bahan baku impor juga menjadi alasan pihaknya menambah porsi ekspor."Tekanan dollar memang berpengaruh, tapi kalo kita bisa meningkatkan ekspor, pasti manfaatnya sangat besar," jelas Rusli.
Saat ini, 50% bahan baku diimpor dari China dan Amerika, dan 50% lagi berasal dari bahan baku lokal seperti pasir silica yang merupakan salah satu bahan dasar pembuatan kaca.
Selain itu, Asahimas juga masih melanjutkan pembangunan pabriknya yang berlokasi di Cikampek Jawa Barat yang bakal selesai di 2016. Rencananya, pabrik ini akan memproduksi 210.000 ton kaca lembaran. dengan kapasitas sebesar itu, bakal meningkatkan kapasitas produksi pihaknya yang semula 570 ribu ton menjadi 780 ribu ton dari 3 pabrik yang sudah ada.
Ketiga pabrik ini memproduksi 70% kaca lembaran properti dan 30% kaca mobil. Asahimas menginvestasikan dana sebesar US$ 100 juta untuk merealisasikan rencananya ini.
Hingga kuartal I-2015, Asahimas mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 839,91 miliar, naik tipis 1% dibanding periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 831,6 miliar. Namun, Asahimas menjahit laba lebih rendah tahun ini yaitu Rp 82,02 miliar, turun 3,1%. dibanding tahun lalu sebesar Rp 84,64 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News