kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gita: Indonesia akan perkuat ekspor ke negara nontradisional


Selasa, 25 Oktober 2011 / 11:52 WIB
Gita: Indonesia akan perkuat ekspor ke negara nontradisional
ILUSTRASI. Kembali menguat, berapa kurs dollar rupiah Bank Mandiri hari ini, Kamis 10 Desember?./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/09/2020.


Reporter: Harry Febrian | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Krisis global yang membuat daya beli negara-negara tujuan ekspor tradisional Indonesia di Eropa dan Amerika menurun. Untuk Itu Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menyiasatinya dengan meningkatkan ekspor ke negara-negara nontradisional yang dinilai bisa menyerap hasil ekspor Indonesia.

Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, menyatakan, upaya Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menyasar negara-negara baru ini akan dilakukan sambil berusaha menjaga dan meningkatkan pangsa pasar Indonesia di negara-negara tradisional.

"Beberapa negara yang kami nilai cukup potensial untuk pengembangan pasar baru tersebut adalah Eropa Timur, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Amerika Tengah. " ujar Gita dalam rilis yang diterima KONTAN, Minggu (23/10).

Untuk mewujudkannya, Gita menilai, peran Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) dan atase dagang yang tersebar di sejumlah negara sangat penting dalam mendukung pencapaian target ekspor tersebut. Selain itu, meningkatkan komunikasi antar berbagai pihak, perbaikan daya saing, dan pembentukan forum ekspor juga menjadi agenda penting.

Sebelumnya, jumlah transaksi di Trade Expo Indonesia (TEI) 2011 menunjukkan bahwa negara emerging market dan nontradisional memiliki potensi besar sebagai penyerap produk dan jasa dari Indonesia.

Dari total transaksi hingga hari ketiga yang mencapai $351 Juta, sekitar 84,4% didominasi oleh pembeli dari negara nontradisional seperti India, Malaysia, Bangladesh, dan Iran. Sedangkan pembeli dari negara tradisional hanya sebesar 15,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×