Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Perhelatan Trade Expo Indonesia (TEI) 2011 di hari kedua (20/10) telah berhasil mencatatkan transaksi sebesar US$ 248,9 juta.
Angka tersebut terdiri dari transaksi produk sebesar US$ 52 juta dan transaksi jasa sebesar US$ 196,9 juta. Transaksi jasa dihitung berdasarkan potensi remitansi dari permintaan tenaga kerja.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif Kementerian Perdagangan, Dody Edward, mengatakan, transaksi sebesar US$ 52 juta diperoleh dari penjualan mebel, kerajinan, makanan olahan, bahan kimia dan bahan bangunan.
"Pada hari kedua transaksi di sektor barang sebesar US$ 33,9 juta dan mengalami peningkatan di hari kedua sebesar US$ 18,1 juta," ujarnya dalam rilis yang KONTAN terima hari ini (21/10).
Adapun sektor jasa mencatatkan transaksi sebesar US$ 181 juta. Angka ini meningkat di hari kedua hingga mencapai US$ 196,9 juta.
Dalam pameran perdagangan terbesar di Indonesia ini, terdapat tambahan permintaan tenaga kerja formal dari Australia dan beberapa negara lainnya seperti Senegal dan Afghanistan. "Permintaan dari Australia senilai US$ 180 juta," ujar Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana.
Sementara, pengunjung TEI dari 80 peserta hingga hari kedua mencapai 4.355 orang. Pengunjung TEI masih di dominasi dari negara-negara non tradisional sebesar 83% dan sisanya dari negara tradisional.
Potensi ekspor
Selain menjadi ajang perdagangan produk lokal kepada para peserta TEI, pameran ini juga menjadi kesempatan emas untuk membuka celah ekspor ke negara-negara peserta.
Vice Director Marketing PT Metropolitan Bayu Industri, produsen AC merek lokal, Suhendy Winata, mengatakan, produknya diminati oleh pembeli dari AS dan Belanda.
Dengan mengusung produk AC hemat energi, Suhendy berharap produknya bisa menjajaki pasar ekspor. "Untuk itu kami perlu persiapan dan juga dukungan dari pemerintah," kata Suhendy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News