Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .
Pada bulan September 2019 kemarin, Oman juga menambah kontrak jumlah pesawat yang dilayani di GMFI dari sebelumnya 12 unit Boeing 737 NG menjadi 22 unit, ditambah 10 unit pesawat berbadan lebar, Airbus 330.
Upaya memperoleh pasar dari maskapai asing juga dilakukan dengan melebarkan ekspansi GMFI di luar negeri. Baru-baru ini, GMFI membuka layanan line maintenance, atau perawatan minor pesawat di bandara tanpa harus ke hanggar di Bangladesh.
Bagi Tazar, bukan tidak mungkin jika ke depan pihaknya membangun hanggar di Bangladesh untuk memberikan pelayanan MRO yang lebih lengkap. Namun sebelum melangkah ke sana, perlu ada kehati-hatian untuk menangkap potensi di sana.
Baca Juga: Kerja sama BAT dan GMF dalam pengembangan MRO bakal menghemat devisa
Ke depan, GMFI juga telah melakukan penjajakan ke Jepang khusus untuk perbaikan pesawat jenis Airbus. Salah satu negara di Afrika dan Timur Tengah juga menjadi target GMFI. "Sangat mungkin besar kita ke sana (Afrika)," jelas Tazar.
Di Afrika dan Timur Tengah, GMFI tidak hanya memberikan layanan line maintenance tetapi bakal memberikan layanan perawatan airframe atau rangka pesawat. Artinya di sana GMFI akan membangun hanggar untuk layanan tersebut seperti yang dilakukannya di Indonesia.
Untuk Afrika, saat ini pihaknya masih menunggu situasi politik yang mereda karena baru saja melalui musim politik. "Kita harapkan bulan depan November atau Desember 2019 bisa mengerucut ke kesepakatan," tambah Tazar.
Baca Juga: Lion Air dan Garuda Indonesia bangun 8 hanggar perawatan pesawat di Batam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News