Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF) mengaku agak sulit meyakinkan calon pelanggan asal Korea Selatan untuk soal maintenance, repair and overhaul (MRO). Pasalnya, maskapai di sana memiliki standar yang tinggi terhadap kualitas perawatan pesawat dan ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan perawatan tersebut.
"Tapi saya yakin GMF mampu memenuhi standar itu. Apalagi mereka banyak menggunakan Boeing 737 dan 747 serta Airbus yang mirip dengan pesawat di Indonesia. Mei nanti saya akan mengundang mereka untuk melihat langsung fasilitas yang GMF miliki. Sambil membicarakan kemungkinan lebih lanjut," kata Direktur Utama GMF Richard Budihadianto.
Asal tahu saja, GMF berniat menjajakan kemampuan MRO yang dimilikinya ke sejumlah maskapai asal Korea Selatan dan India.
Saat ini banyak bermunculan maskapai penerbangan di Korea Selatan. Namun satu-satunya bengkel MRO yang ada hanyalah Korean Air Aerospace Division yang sudah terlalu sibuk mengurusi 127 pesawat milik induk usahanya. Walhasil, banyak maskapai Korea Selatan yang akhirnya melakukan perawatan pesawat di bengkel Singapura, China maupun Hongkong.
Asiana merupakan maskapai nomor dua terbesar Korea Selatan di bawah Korean Air. Sehingga menjadi fokus utama GMF menjual dagangannya.
Maskapai yang bermarkas di Seoul itu mengoperasikan 61 unit pesawat penumpang dan 8 pesawat kargo. Komposisi pesawat penumpangnya didominasi oleh Airbus A321-200 sebanyak 13 unit, Airbus A320-200 sebanyak 11 unit, dan Boeing 777-200ER sebanyak 11 unit. Sisanya merupakan varian dari Airbus dan Boeing lain yang jumlahnya tidak sampai 10 unit. Sementara pesawat kargonya terdiri dari 4 unit Boeing 747-400F, 3 unit Boeing 747-400BDSF, dan 1 unit Boeing 767-300F.
Jeju Air diketahui mengoperasikan 10 unit pesawat dengan komposisi 5 unit Bombardier Dash 8 Q402 dan 5 unit Boeing 737-800. Sementara Eastar Jet mengoperasikan 6 pesawat, terdiri dari 1 unit Boeing 737-600 dan 5 unit Boeing 737-700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News