kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

Gojek luncurkan fitur GoGreener Carbon Offset, apa itu?


Rabu, 16 September 2020 / 16:58 WIB
Gojek luncurkan fitur GoGreener Carbon Offset, apa itu?
ILUSTRASI. Ilustrasi gojek logo baru, Jakarta (9/9). KONTAN/Panji Indra


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gojek menegaskan kembali komitmen memperluas dampak sosial positif di masyarakat, melalui sebuah kolaborasi teknologi dengan salah satu alumni program akselerator startup Gojek Xcelerate.

Berkolaborasi dengan startup di bidang lingkungan hidup Jejak.In, Gojek luncurkan fitur baru GoGreener Carbon Offset di aplikasi Gojek sebagai pilihan yang memudahkan pengguna untuk menyerap jejak karbon (carbon footprint) yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari.

Fitur ini akan tersedia melalui shuffle card GoGreener Carbon Offset pada aplikasi Gojek. Pengguna dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan dan kemudian mengkonversikannya menjadi penanaman sejumlah pohon untuk penyerapan karbon.

Baca Juga: Jakarta PSBB, Gojek pastikan ojol tak bisa angkut penumpang di zona merah

Untuk memotivasi para pengguna Gojek dalam menggunakan fitur ini, Gojek akan menggandakan jumlah pohon yang ditanam pengguna pada enam bulan pertama sejak peluncuran.

Untuk memastikan transparansi, pengguna dapat mengakses dashboard yang tautannya dapat ditemukan di fitur GoGreener Carbon Offset untuk memantau foto dan pertumbuhan pohon, serta data lainnya seperti diameter dan tinggi pohon.

Penanaman pohon dilakukan oleh mitra konservasi GoGreener Carbon Offset, yaitu Lindungi Hutan yang bersama para petani akan membantu proses penanaman, pemantauan, dan pelaporan pertumbuhan pohon.

Inovasi ini menjadikan Gojek sebagai penyedia layanan ride-hailing pertama di Indonesia dan dunia yang mengembangkan inovasi carbon offset secara business to consumer (B2C). Upaya gotong royong ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk berperan aktif melestarikan lingkungan hidup dan mengembangkan hutan kota.

“Kami percaya bahwa kolaborasi teknologi menjadi kunci penting untuk menjembatani setiap kebutuhan masyarakat. Gojek terus mengajak sesama anak bangsa seperti Jejak.in untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas melalui berbagai inovasi, termasuk di bidang lingkungan. Selain itu, Jejak.in merupakan mitra yang tepat untuk kolaborasi ini karena memiliki pengalaman dan keahlian di bidang pelestarian lingkungan hidup.” kata Co-founder & Co-CEO Gojek Kevin Aluwi dalam keterangan resminya, Rabu (16/9).

Ia menambahkan, inovasi teknologi ini merupakan sebuah komitmen awal Gojek untuk berkontribusi pada isu lingkungan yang sudah seharusnya menjadi fokus setiap orang.

Baca Juga: Tetap dapat beroperasi selama PSBB ketat, Gojek siap patuhi protokol kesehatan

Head of Third-Party Platform Gojek Sony Radhityo menjelaskan, Third-party platform merupakan strategi Gojek menggali potensi penyedia layanan terbaik di bidangnya dan menggabungkan keahlian dengan ekosistem teknologi Gojek supaya dampaknya lebih luas.

"Bersama dengan Jejak.in, salah satu alumni Gojek Xcelerate, program akselerator startup Gojek yang diluncurkan pada September 2019 lalu, Gojek semakin memperkuat ekosistemnya untuk memudahkan pengguna beraktivitas sehari-hari.” kata Sony.

Dalam rangka mendorong gaya hidup peduli lingkungan, Gojek sebelumnya meluncurkan inisiatif #GoGreener pada September 2019, yang memberikan pilihan bagi konsumen untuk mengurangi konsumsi plastik sekali pakai.

Sementara CEO & Founder Jejak.in Arfan Arlanda menuturkan,  pihaknya bangga bisa berkolaborasi dengan Gojek menyatukan kesamaan misi kami untuk memperkuat ekosistem teknologi untuk memperluas dampak sosial.

"Kami berharap semakin banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan dan melindungi kekayaan hayati dengan inovasi teknologi yang kami hadirkan. Sehingga, inovasi ini bisa dikembangkan secara berkelanjutan dalam skala yang lebih luas," katanya.

Baca Juga: GoPay tingkatkan jaring keamanan transaksi non-tunai lewat fitur biometrik

Fase pertama akan menanam pohon jenis bakau (mangrove) di Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk, DKI Jakarta; Konservasi Mangrove Pesisir Bedono, Demak, Jawa Tengah; dan Konservasi Laskar Taman Nasional Mangrove Park Bontang, Kalimantan Timur. Pengembangan fitur pada fase selanjutnya akan menambahkan opsi lokasi, jenis pohon, juga bentuk penyerapan karbon lainnya seperti adopsi pohon.

“Metode penghitungan jejak karbon dan penyerapan dengan pohon yang digunakan mengacu pada rekomendasi ilmiah berdasarkan peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dan berbagai referensi dari Intergovernmental Panel on Climate Change Guidelines (IPCC). Upaya yang dilakukan Gojek dan Jejak.in, juga sejalan dengan program pemerintah pusat untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% di tahun 2030,” tutup Sony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×