kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.435   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.141   34,56   0,49%
  • KOMPAS100 1.040   6,83   0,66%
  • LQ45 812   5,50   0,68%
  • ISSI 225   1,86   0,83%
  • IDX30 424   3,56   0,85%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 117   0,83   0,71%
  • IDXV30 122   2,00   1,67%
  • IDXQ30 139   1,66   1,21%

Gojek: Potongan Aplikasi Turun Jadi 10% Bisa Tekan Pendapatan Driver


Senin, 19 Mei 2025 / 17:13 WIB
Gojek: Potongan Aplikasi Turun Jadi 10% Bisa Tekan Pendapatan Driver
ILUSTRASI. Pengemudi ojek online mengantre di shelter Gojek di Sudimara, Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/3/2025). Pemerintah Indonesia telah menetapkan bahwa Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pengemudi ojek online (ojol) akan dicairkan paling lambat tujuh hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 2025. Namun, pemberian THR ini tetap memiliki syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh para pengemudi. Oleh karena itu, penting bagi para pekerja di sektor ini untuk memahami persyaratan yang telah ditetapkan agar dapat menerima hak mereka sesuai ketentuan yang berlaku./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/17/03/2025.


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menanggapi desakan untuk menurunkan potongan biaya aplikasi menjadi maksimal 10%, pihak Gojek menyatakan bahwa perubahan skema pembagian hasil perlu dikaji secara menyeluruh karena berisiko menekan pendapatan mitra pengemudi.

Direktur PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Catherine Hindra Sutjahyo menyampaikan bahwa potensi penurunan potongan dapat berdampak langsung pada harga layanan dan daya beli konsumen.

Baca Juga: Menhub: Regulasi Ojol Harus Libatkan Semua Pihak, Perlu Atur Ekosistem Menyeluruh

“Kalau potongan aplikasi diturunkan menjadi 10%, kami khawatir harga layanan naik, daya beli masyarakat turun, dan order ikut berkurang. Jika permintaan turun, pendapatan driver juga akan terdampak,” ujar Catherine dalam diskusi bersama Kementerian Perhubungan dan media, Senin (19/5).

Catherine menjelaskan, dari potongan biaya aplikasi saat ini, sekitar 20% masuk ke perusahaan.

Namun, sebagian besar dana itu dikembalikan ke konsumen dalam bentuk promo dan subsidi harga agar layanan tetap kompetitif.

“Kalau tidak ada lagi promo, maka harga ke konsumen akan naik. Ini bisa menurunkan minat masyarakat menggunakan ojol, yang akhirnya merugikan driver juga,” tambahnya.

Baca Juga: Ojol Bakal Demo Besar-Besaran Besok, Begini Respons Maxim Indonesia

Gojek menyatakan bahwa pembahasan skema bagi hasil dan struktur insentif sebaiknya dilakukan dengan pendekatan komprehensif, termasuk memperhitungkan biaya operasional driver, daya beli konsumen, serta keberlanjutan bisnis.

Perusahaan juga mengklaim telah menjaga transparansi penghasilan mitra pengemudi melalui laporan pendapatan real time di aplikasi, serta menyesuaikan model insentif berdasarkan wilayah dan tren permintaan agar pendapatan driver tetap terjaga.

Pernyataan ini disampaikan menjelang aksi demonstrasi nasional oleh pengemudi ojek online (ojol) yang direncanakan berlangsung Selasa, 20 Mei 2025.

Baca Juga: Driver Ojol dan Kurir Serentak Matikan Aplikasi Besok, Ini Tuntutannya

Para pengemudi menolak skema seperti slot prioritas, hemat, dan aceng, serta mendesak pembentukan payung hukum yang jelas dalam hubungan kemitraan antara pengemudi dan aplikator.

Selanjutnya: Jadwal Long Weekend di Akhir Bulan Mei Tahun 2025, Ada 2 Hari Libur Bersama

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 20-21 Mei, Provinsi Ini Siaga Hujan Sangat Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×