Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Potensi itu cukup terbuka mengingat produksi batubara GEMS tidak mengalami gangguan akibat penyebaran virus corona di Indonesia. Sudin pun memastikan, terlepas dari masih normalnya kegiatan operasional tambang milik GEMS, pihaknya tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
Dalam berita sebelumnya, produksi batubara GEMS telah mencapai 8,4 juta ton atau naik 18% (yoy) pada kuartal pertama tahun ini.
Di samping itu, realisasi domestic market obligation (DMO) GEMS mencapai 29% dari total produksi. Manajemen GEMS memang berupaya meningkatkan pasokan batubara di dalam negeri dalam upaya mendukung pemenuhan kebutuhan energi.
Selain itu, walau belum disebut secara rinci, pihak GEMS juga tetap membuka peluang perluasan pangsa pasar ekspor. Hal ini untuk mengantisipasi potensi perlambatan ekonomi global akibat efek pandemi virus corona.
Baca Juga: Produksi tak terganggu corona, Golden Energy (GEMS) cermati pelemahan harga batubara
Mengutip laporan keuangan kuartal I-2020, China menjadi tujuan ekspor utama GEMS. Perusahaan ini menjual batubara yang diproduksinya ke China senilai US$ 131,26 juta.
Tak hanya itu, GEMS juga melakukan penjualan batubara ke China melalui hasil perdagangan senilai US$ 4,43 juta.
Lebih lanjut, agenda bisnis GEMS masih tetap berjalan di tengah wabah corona. Sudin menyebut, hingga kuartal pertama silam, pihaknya telah menyerap dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 3,4 juta dari total US$ 17 juta yang dialokasikan di tahun ini.
Catatan Kontan, GEMS menyiapkan belanja modalnya untuk penambahan fasilitas pelabuhan batubara dan hauling road. “Sampai saat ini capex kami tetap sesuai dengan rencana awal dengan tetap fokus pada kebutuhan yang paling penting dan mendesak,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News