kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,87%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Google, Microsoft, dan Nucor Akan Menyusun Model Bisnis Energi Terbarukan


Rabu, 20 Maret 2024 / 22:47 WIB
Google, Microsoft, dan Nucor Akan Menyusun Model Bisnis Energi Terbarukan
ILUSTRASI. Seorang pria berjalan melewati logo Google di depan gedung perkantoran di Zurich, Swiss, Rabu (1/7/2020). REUTERS/Arnd Wiegmann


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID - Google, Microsoft Corporation, dan Nucor Corporation telah mengumumkan rencana pengembangan model bisnis baru pemanfaatan teknologi kelistrikan ramah lingkungan yang canggih pada Selasa (19/3). Melansir ESGNews, pilihan model bisnis yang akan dikembangkan tersebut diharapkan mempercepat proyek penggunaan energi terbarukan secara jangka panjang.

Diantara model yang dipilih termasuk penggunaan di dalamnya menggunakan energi nuklir canggih, panas bumi, hidrogen yang ramah lingkungan, dan long-duration energy storage (LDES) dan pilihan model lainnya. Sebagai langkah pertama, perusahaan tersebut akan menerbitkan RFI (request for information) di beberapa wilayah AS untuk proyek-proyek potensial yang perlu diambil alih, dan mendorong penyedia teknologi, pengembang, investor, utilitas, dan pihak-pihak lain yang tertarik dan terlibat.

Merujuk informasi dari Badan Energi Internasional (IEA), teknologi listrik ramah lingkungan perlu membuat sistem penyimpanan energi yang canggih untuk mendukung dekarbonisasi jaringan listrik yang efisien. Sehingga diharapkan, sistem tersebut bisa membantu dunia memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat dengan sumber energi bebas karbon dan terbarukan.

Baca Juga: JLL Indonesia Berkomitmen pada Keberlanjutan Lingkungan, Diawali di Lingkungan Kerja

Penerapan model bisnis listrik ramah lingkungan yang canggih tersebut diharapkan bisa dapat mengisi kesenjangan dalam produksi tenaga angin dan surya serta mendukung keandalan jaringan listrik terbarukan. Sebab saat ini, kebutuhan listrik lebih banyak dipenuhi oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Namun, teknologi ketenagalistrikan ramah lingkungan ini menghadapi tantangan, salah satunya karena kebaruan dan risiko proyek perintis yang sulit mendapatkan pendanaan. Dengan mengembangkan struktur komersial baru, diharapkan pengembang dapat menjalankan proyek komersialnya dan mendapatkan pendanaan.

Tahap awal, tiga perusahaan multinasional ini akan fokus pada pembuktian model agregasi permintaan dan pengadaan proyek percontohan teknologi di Amerika Serikat. Selain mendukung teknologi inovatif yang bisa membantu dekarbonisasi, model agregasi yang ingin dikembangkan oleh tiga perusahaan ini akan memberikan manfaat nyata bagi pembeli energi dalam jumlah besar.

Baca Juga: Komitmen Pemerintah Geber Energi Hijau Dipertanyakan

Dengan tersedianya permintaan untuk membeli listrik bebas karbon dalam jumlah yang lebih besar, maka akan mengurangi risiko pembangunan spesifik proyek, dan memungkinkan efisiensi pengadaan dan pembelajaran bersama.

Untuk memastikan kerangka pelaksanaan proyek ini, ketiga perusahaan berkomitmen untuk menerapkan transparansi proyek yang terukur. Google, Microsoft, dan Nucor akan berbagi pengalaman dari peta jalan dari proyek percontohan pertama mereka. Jika berjalan sukses, maka mereka berharap perusahaan lain ikut mempertimbangkan proyek yang sama di tempat lain termasuk di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×