kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.098.000   -17.000   -0,80%
  • USD/IDR 16.571   109,00   0,66%
  • IDX 8.008   -16,75   -0,21%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 810   -5,50   -0,67%
  • ISSI 277   0,98   0,35%
  • IDX30 421   -3,05   -0,72%
  • IDXHIDIV20 483   -7,14   -1,46%
  • IDX80 123   -0,71   -0,57%
  • IDXV30 132   -1,81   -1,36%
  • IDXQ30 135   -1,88   -1,38%

GOTO Sebut Komisi Aplikasi 10% Bukan Solusi untuk Kesejahteraan Mitra Driver


Kamis, 18 September 2025 / 15:03 WIB
GOTO Sebut Komisi Aplikasi 10% Bukan Solusi untuk Kesejahteraan Mitra Driver
ILUSTRASI. ilustrasi goto. KONTAN/Panji Indra. GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menegaskan bahwa pemangkasan komisi aplikasi menjadi 10% bukanlah solusi bagi kesejahteraan mitra driver. P


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menegaskan bahwa pemangkasan komisi aplikasi menjadi 10% bukanlah solusi bagi kesejahteraan mitra driver. Perusahaan menilai komisi sebesar 20% yang berlaku saat ini sudah sesuai regulasi pemerintah, sekaligus menjadi penopang keberlangsungan ekosistem Gojek.

Pada Rabu (17/9/2025) lalu, Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia melaksanakan aksi damai di depan gedung DPR RI. Salah satu tuntutannya adalah pemangkasan komisi aplikasi untuk perseroan menjadi maksimal 10%. 

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia Igun Wicaksono menyebut, DPR telah menerima tuntutan mereka. “Sudah disetujui untuk perusahaan aplikasi (komisi) itu maksimal 10%. Itu akan diatur dalam Perpres, sehingga peraturan-peraturan di luar Perpres itu gugur,” sebut Igun usah berdemonstrasi, Rabu (18/9/2025). 

Baca Juga: Solidaritas, Driver Gojek Bagi-bagi Makanan GoFood Gratis ke Warga Senen-Kwitang

Namun, Direktur Public Affairs & Communications GOTO Ade Mulya tak menilai komisi aplikasi 10% sebagai solusi yang baik bagi bersama. 

“Kami berkomitmen membantu mendorong kesejahteraan mitra driver, termasuk mendengar masukan dari berbagai pihak. Namun, pengurangan komisi menjadi 10% bukanlah solusi,” ujar Ade saat dihubungi Kontan, Kamis (18/9/2025).

Ade menjelaskan, komisi atau biaya layanan yang diambil dari biaya perjalanan sebesar 20% digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari promo pelanggan untuk menjaga volume order, insentif dan bantuan operasional mitra, asuransi perjalanan, hingga biaya pajak dan pemasaran.

Pun, Gojek memastikan penggunaan komisi untuk mendukung keberlangsungan order dan pendapatan mitra dilaporkan secara berkala setiap kuartal ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). 

Selain komisi, terdapat pula Biaya Jasa Aplikasi (platform fee) yang dibayarkan pelanggan dan tidak dipotong dari penghasilan mitra. Dana ini digunakan untuk pengembangan teknologi dan fitur keselamatan, operasional, hingga menjaga keberlanjutan bisnis.

Menurut Gojek, sekitar 80% dari total nilai transaksi bruto (GTV) dikembalikan ke ekosistem mitra, termasuk pembayaran ke driver, merchant, pelanggan, serta program insentif dan pengembangan teknologi.

Gojek menilai kesejahteraan mitra tidak hanya ditentukan dari besar kecilnya komisi, melainkan dari kestabilan order, manfaat tambahan, serta dukungan berkelanjutan dari perusahaan. 

“Di industri saat ini, aplikasi dengan komisi 10% memang ada. Tapi banyak mitra tetap memilih Gojek karena menilai bukan sekadar besar kecilnya komisi, melainkan kestabilan order dan manfaat nyata yang diberikan,” sebut Ade.

Baca Juga: GOTO: Driver yang Hadiri Dialog dengan Wapres Gibran adalah Mitra Aktif

Selanjutnya: Kerek Produksi, Energi Mega Persada (ENRG) Tuntaskan Pengeboran di Sumur Kayuara-20

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Periode 16-30 September 2025, Mi Instan-Frozen Food Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×