Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Grab, aplikasi transportasi online berbasis aplikasi di Asia Tenggara akan mendapatkan suntikan investasi tambahan sebesar US$ 2 miliar dari Didi Chuxing (DiDi) platform layanan transportasi mobile dari China dan SoftBank Group Corp.
Dengan tambahan investasi tersebut, Grab memproyeksikan total pendanaan putaran ini mencapai US$ 2,5 miliar, baik dari investor yang
telah ada maupun baru. Total pendanaan tersebut merupakan jumlah pendanaan tunggal terbesar dalam sejarah Asia Tenggara.
Anthony Tan, Group CEO dan Co-founder Grab, mengatakan dirinya optimistis bahwa Grab mampu menjadi pemimpin pasar di industri ride-sharing, dan membangun GrabPay sebagai solusi pembayaran pilihan utama bagi masyarakat AsiaTenggara.
”Kami senang dapat mempererat kemitraan strategis kami dengan DiDi dan SoftBank," terang Anthony dalam siaran pers yang diterima Kontan, Senin (24/7).
Dari total investasi sebesar US$ 2 miliar, Grab menunjukan komitmennya dengan menyuntikan investasi sebesar US$ 700 juta di Indonesia dalam masterplan Grab 4 Indonesia di tahun 2020. Salah satunya, Grab Indonesia telah mengakuisisi Kudo, start up e-commerce asal Indonesia pada April 2017.
Setelah akuisisi tersebut, Grab juga secara resmi meluncurkan pusat penelitian atawa research and development (R&D) di Indonesia pada Mei 2017. Pusat R&D tersebut merupakan yang ke-6 secara global, setelah sebelumnya berdiri di Bangalore, Beijing, Ho Chi Minh City, Seattle, dan Singapura.
Grab merupakan platform pemesanan kendaraan yang paling dominan di wilayah Asia Tenggara dengan pangsa pasar mencapai 95% dalam pemesanan taksi melalui pihak ketiga dan 71% dalam pemesanan kendaraan pribadi.
Grab mengoperasikan jaringan transportasi terbesar di Asia Tenggara dan merupakan salah satu platform mobile yang paling sering digunakan di wilayah ini dengan total perjalanan mencapai 3 juta setiap hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News