Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
Seiring dengan berkembangnya daya belanja konsumen, dan meningkatnya peluang pendapatan bagi para mitra merchant dan mitra pengemudi Grab, telah mendorong lebih banyak pihak yang masuk ke dalam ekosistem Grab.
Hal ini mengarah pada pilihan yang lebih banyak, nilai tambah yang lebih baik, dan waktu pengiriman yang lebih cepat bagi pengguna, dengan memberikan manfaat jangka panjang kepada para pengguna yang loyal.
Keputusan Grab untuk menjadi perusahaan publik didorong oleh kinerja keuangan yang solid pada tahun 2020, meskipun di tengah ancaman pandemi.
Baca Juga: Grab dan Traveloka bersiap IPO, Unicorn Asia Tenggara unjuk gigi
Grab mencatatkan GMV sekitar US$12,5 miliar pada tahun 2020, melebihi level sebelum pandemi, dan meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun 2018. Grab juga telah menjadi pemimpin kategori untuk layanan-layanan utamanya di Asia Tenggara.
Di Asia Tenggara, Grab memiliki sekitar 72% total GMV untuk ride-hailing, 50% total GMV untuk layanan pesan-antar makanan, dan 23%. Total Payments Volume (TPV) untuk layanan pembayaran dengan dompet digital pada tahun 2020.
Pada saat bersamaan, Grab juga telah mencatatkan kemajuan signifikan untuk menuju profitabilitas, dengan fokus utama yang dititikberatkan pada upaya untuk membangun bisnis yang tangguh serta memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Kami mencapai positive segment EBITDA pada layanan transportasi di seluruh pasar, dan positive segment EBITDA pada layanan pengantaran di 5 dari 6 negara," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News