Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Dua perusahaan bidang agribisnis bersinergi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) dan PT ANJ Agri Papua (ANJAP) untuk pertama kalinya akan memproduksi sagu di Papua Barat.
Lucas Kurniawan, Direktur Austindo Nusantara Jaya mengatakan, ada potensi besar memasarkan produk sagu sebagai panganan khas Tanah Air ini, baik ke dalam maupun luar negeri. Bisnis Austrindo saat ini 95% masih ditopang perkebunan minyak kelapa sawit (CPO).
Tahap awal, Austindo sebagai induk usaha memberikan pinjaman sebesar Rp 40 miliar melalui dana internal ke anak usaha ANJAP untuk membangun pabrik sagu di Saga, Provinsi Papua Barat.
Pendirian pabrik ini terbagi dua bagian, yakni pembangunan instalasi pabrik dan pembangkit tenaga listrik. "Pabrik ini akan operasional pada kuartal II-2016, tepatnya di bulan April," kata Lucas, kepada KONTAN, Kamis (23/7).
setelah pendirian pabrik, perusahaan membidik produksi sebesar 1.250 ton sagu per bulan untuk tahun pertama. Nah, jika ANJAP telah mampu memproduksi 10.000 ton sagu per bulan untuk dua tahun kedepan, perusahaan akan kembali mendirikan pabrik sagu kedua di Papua Barat.
Untuk menggapai target produksi, ANJAP telah memegang konsesi 40.000 hektar lahan pohon sagu di Papua Barat yang terdiri dari 10.000 hektar lahan konservasi dan 30.000 ribu lahan industri.
Handi Belamande Syarif, Direktur Austindo Nusantara Jaya menambahkan, pihaknya akan memproduksi sagu dari hulu ke hilir. Misalnya, mulai dari memanen sagu dari ANJ Agri Papua dan PT Lestari Sagu Papua, hingga proses pengemasan produk melalui PT Austindo Nusantara Jaya Boga. Ketiga perusahaan tersebut merupakan anak usaha ANJT.
"Pertama kali produk sagu ini akan dipasarkan di dalam negeri seperti pulau Jawa, bahkan rencana ekspor ke Jepang," tambahnya.
Informasi saja, ANJAP adalah anak usaha ANJT yang didirikan pada September 2007 untuk mengembangkan dan mengawasi proyek sagu di Papua. Saat ini, perusahaan sedang melakukan proses pengembangan panen dan pengolahan operasi sagu di Papua Barat. Pada tanggal 31 Mei 2012, perusahaan telah membangun kanal untuk pengangkutan kayu sagu, tepung basah dan karyawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News