Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Grup Bosowa kembali melebarkan sayapnya di bisnis energi. Perusahaan milik Aksa Mahmud tersebut kini siap menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jeneponto Unit 2 berkapasitas 3x135 MW di Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Pembangunan PLTU Jeneponto berkapasitas 3x135 MW ini merupakan proyek extension dari pembangkit listrik yang sudah ada saat ini, yakni PLTU Jeneponto Unit 1 berkapasitas 2x125 MW. Nilai investasi di PLTU Unit I mencapai US$ 250 juta dan sudah beroperasi hampir dua tahun terakhir. Operator PLTU Jeneponto adalah PT Bosowa Energy, anak usaha Grup Bosowa, bersama PT Sumberenergi Sakti Prima.
Pertimbangan Bosowa menambah kapasitas pembangkit itu adalah peluang bisnis dari pertumbuhan permintaan listrik yang tinggi di Sulawesi Selatan. Menurut Erwin Aksa, Direktur Utama Bosowa Corporation, kebutuhan investasi untuk PLTU Unit 2 yang berkapasitas 3x135 MW ini sekitar US$ 400 juta.
Adapun dana investasi proyek ini akan didapat dari hasil pinjaman sindikasi perbankan dalam negeri, dan pinjaman dari China. Total utang bank sekitar 70% dari investasi.
Sementara sisanya 30% dari dana internal. "Banknya belum bisa saya sampaikan karena masih akan kami finalkan," ungkap Erwin kepada KONTAN, Kamis (17/9).
Selain itu, kini Grup Bosowa juga sedang melakukan finalisasi kontrak engineering, procurement and construction (EPC) dengan kontraktor asal China. Adapun perusahaan yang tengah melakukan pembicaraan dengan Bosowa di proyek ini adalah, kontraktor yang dulu saat mengerjakan PLTU Unit 1 Bosowa yakni Chengda Engineering yang juga asal China.
Erwin menyebutkan, proyek pembangkit listrik ini akan mulai dibangun tahun 2015. Targetnya pembangunan PLTU bisa tuntas dalam jangka waktu 30 bulan.
Untuk kebutuhan bahan bakar bagi pembangkit listrik ini, Erwin memperkirakan perlu pasokan batubara 1,3 juta ton per tahun. Batubara akan dipasok dari beberapa perusahaan tambang di Kalimantan. "Kami belum putuskan pemasoknya," tegasnya.
Selain pembangkit listrik, Bosowa juga mengembangkan bisnis energi dengan membangun terminal liquified petroleum gas (LPG). Pada awal 2014, Grup Bosowa membangun LPG di Banyuwangi, Jawa Timur.
Pembangunan terminal LPG Banyuwangi ini menelan investasi Rp 850 miliar. Proyek tersebut dibangun di lahan sekitar 9 hektare (ha) dengan empat tangki LPG berkapasitas total 10.000 metrik ton.
Fasilitas ini juga dilengkapi dengan jetty berkapasitas 6.500 Deadweight Tonnage (DWT). Bosowa akan mengelola fasilitas terminal LPG Banyuwangi lewat anak usahanya, PT Misi Mulia Petronusa. Saat ini, fasilitas terminal LPG di Banyuwangi tersebut sudah beroperasi penuh.
Terminal LPG tersebut nantinya akan dikontrak oleh Pertamina selama 10 tahun. Pasokan gas LPG dari Pertamina ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan LPG di wilayah Jawa Timur hingga Pulau Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News