kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Gudang penuh, Bulog proyeksi serapan beras di musim panen akan terganggu


Minggu, 17 November 2019 / 13:29 WIB
Gudang penuh, Bulog proyeksi serapan beras di musim panen akan terganggu
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut beras di Gudang Beras Bulog Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (11/4/2019). Hingga pertengahan November tahun ini, Bulog masih memiliki stok lebih dari 2 juta ton. ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU/aww.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, stok beras Perum Bulog masih melimpah dan memenuhi gudang-gudang Bulog. Hingga pertengahan November tahun ini, Bulog masih memiliki stok lebih dari 2 juta ton.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, setiap akhir tahun, stok beras yang dimiliki Bulog berkisar 1 juta ton, dimana diperkirakan akan terjadi panen kembali pada Maret-April di tahun berikutnya.

Baca Juga: Volume Penjualan Naik, Pendapatan dan Laba Bersih Grup Wilmar Turun

Dengan kondisi saat ini, Tri memperkirakan, Bulog akan mengalami hambatan dalam menyerap gabah maupun beras petani di musim panen berikutnya. 

Gudang Bulog disebutnya memang masih memiliki ruang. Hanya, ruang tersebut digunakan untuk menyimpan komoditas lain dan untuk bisnis komersial Bulog.

"Saat ini stok Bulog lebih dari 2 juta ton. Dengan stok yang masih besar, hampir semua gudang Bulog terisi, sehingga pada saat memasuki musim panen nanti akan sedikit mengganggu serapan," ujar Tri kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Tri menjelaskan, stok beras Bulog yang melimpah tersebut dikarenakan beberapa hal. Pertama,  Bulog melaksanakan tugas yakni menyerap gabah dan beras petani, serta mengamankan harga di tingkat produsen.

Baca Juga: Kadin yakin optimalisasi sektor pertanian akan menyumbang 1,5% PDB

Bulog pun masih kesulitan menyalurkan stok beras yang dimiliki. Misalnya untuk program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH), Bulog hanya mampu menggelontorkan beras sebanyak 2.000-3.000 ton per hari karena pasokan beras di masyarakat yang masih mencukupi. 

Padahal, berdasarkan surat Menteri Perdagangan, untuk program KPSH ini Bulog diminta menggelontorkan sebanyak 5.000 ton beras per hari.

Bulog juga menyalurkan beras melalui program bantuan pangan nontunai (BPNT). Namun, penyaluran beras BPNT yang melalui Bulog baru sekitar 7% atau sebesar 73.000 ton. Tri pun mengatakan Bulog perlu bekerja keras supaya penyerapan beras di masa panen berikutnya tetap berjalan dengan baik.

Baca Juga: Kadin dorong industrialisasi berbasis agroindustri

Namun, dia juga menjelaskan, regulasi yang mengatur pengeluaran stok cadangan beras pemerintah (CBP) berasal dari pemerintah yakni Kementerian Perdagangan untuk stabilisasi harga dan Kementerian Sosial untuk bantuan bencana alam, sementara sisanya untuk beras komersial Bulog.

Tri berharap terdapat sinkronisasi kebijakan sehingga serapan dan penyaluran beras Bulog berjalan baik. "Yang Bulog Butuhkan adalah harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan di hulu dan hilirnya," ujar Tri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×