kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gunung Sinabung meletus, suplai sayuran terganggu


Selasa, 31 Agustus 2010 / 15:45 WIB
Gunung Sinabung meletus, suplai sayuran terganggu


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Warga Kota Medan dan wilayah Sumatera Utara lainnya ikut merasakan dampak meletusnya Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada Minggu (29/8) dinihari lalu. Pasalnya, suplai sayuran dari Kabupaten Karo dan Kabanjahe ke Medan maupun wilayah Sumatera Utara terganggu.

Menurut Benny A. Kusbini, Ketua Harian Dewan Holtikultura Indonesia, Kabupaten Karo dan Kabupaten Kabanjahe merupakan dataran tinggi di sekitar gunung Sinabung yang memproduksi aneka tanaman sayuran seperti kentang, wortel, kol, cabe, bawang dan tanaman hijau lainnya. Dengan meletusnya Gunung Sinabung ini, lahan sayuran ini terbengkalai karena petani lebih memilih untuk meninggalkan lahan pertanian mereka dan menyelamatkan diri.

“Petani tidak bekerja dan suplai ke Brastagi juga akan turun, yang berdampak suplai ke Medan juga akan turun,” jelas Benny di Jakarta, Selasa (31/8).

Benny menghitung, bila suplai sayuran ke Medan menyusut, maka harga pun berpotensi terkerek. Efek dominonya, bila harga sayuran meningkat, maka suplier yang biasa memasok sayuran untuk pasar ekspor akan kewalahan karena harga jual di luar negeri dan harga beli sudah tidak sesuai lagi. "Pasar ekspor bisa terganggu," kata Benny. Sayangnya, ia enggan memerinci gangguan suplai sayuran ke pasar lokal dan ekspor.

Sebelum memasuki puasa, imbuh Benny, eksportir sayuran tidak mengirimkan sayuran ke luar negeri karena harga sayuran di dalam negeri meningkat. Dus, produsen hanya tidak memasok ke eksportir dan sayuran tersebut hanya didistribusikan di pasar lokal saja. "Sementara pasar di ekspor tidak mau menaikan harga dan meminta harga tetap stabil,” jelas Benny.

Sepanjang semester pertama tahun ini, ekspor sayuran dari Indonesia mencatatkan nilai sebesar US$ 33,9 juta atau naik sekitar 60,1% dari periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 21,1 juta. Dari volumenya, Indonesia mengapalkan 68.965 ton pada enam bulan pertama tahun ini, atau naik 52,51% dari tahun lalu yang hanya mengekspor 45.219 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×