kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi kekeringan di Jawa Barat, Kemtan terapkan teknologi PAT-BO


Selasa, 14 Agustus 2018 / 21:01 WIB
Hadapi kekeringan di Jawa Barat, Kemtan terapkan teknologi PAT-BO
ILUSTRASI. SAWAH TERDAMPAK KEKERINGAN


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) melakukan berbagai langkah strategis untuk menghadapi musim kering. Terlebih, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus dan September 2018.

Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini sekaligus Ketua Penanggung Upaya Khusus Swasembada Padi Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Provinsi Jawa Barat menjelaskan, langkah antisipatif ini diyakini akan mampu menjaga produksi pertanian, khususnya padi.

Menurut Banun, sejumlah langkah komprehensif yang sudah dilakukan adalah melakukan percepatan tanam pada daerah yang belum mengalami kekeringan, penggunaan bibit padi khusus untuk lahan kering, serta penerapan teknologi dan mekanisasi untuk penyediaan air.

“Teknologi Inovasi Patbo akan kami sebarluaskan terutama saat musim kering. Ini merupakan paket teknologi pertanian yang berbasis manajemen air dan penggunaan bahan organik,” jelas Banun seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (14/8).

6 kabupaten wilayah upsus provinsi Jabar pun telah dan sedang menerapkan teknologi inovasi Patbo. 6 kabupaten ini antara lain Majalengka, Subang, Sukabumi, Bekasi, Garut dan Cianjur. “Ini merupakan langkah untuk memanfaatkan hasil inovasi pertanian yang cocok untuk dilakukan pada musim kering,” jelas Banun.

Salah satu contoh pertanaman lahan kering yang sudah dimulai adalah di lokasi petani binaan, di Kabupaten Majalengka dan di tahun 2017 telah mampu menaikkan provitas sebesar 2 ton per hektare dari hasil rata-rata yang dihasilkan.

Menurut Banun, musim kemarau ini seharusnya bisa peluang dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi jika dikelola dengan baik.

Tim Upsus Provinsi Jawa Barat juga terus memperbaharui data luas pertanaman tiap bulan bahkan tiap minggu agar dapat menyiapkan langkah antisipatif yang tepat dan akurat.

Beberapa wilayah pun mengalami kemunduran akibat musim kemarau, sehingga angka peningkatan luasan menjadi penting. “Kementan berkomitmen melakukan percepatan tanam padi di beberapa wilayah, terutama yang masih bisa memanfaatkan hujan,” tegas Banun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×