Reporter: Nadia Citra Surya | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tradisi pulang kampung yang kental di Indonesia membuat sejumlah operator layanan komunikasi berbasis Code Division Multiple Access (CDMA) harus mempersiapkan jutaan nomor pengganti guna memenuhi kebutuhan mobilitas pelanggan.
Hal tersebut harus dilakukan lantaran kebanyakan operator hanya mengantongi lisensi fixed wireless access yang hanya bisa digunakan pada satu kode area. Makanya, para operator mensyaratkan migrasi nomor bagi pengguna CDMA yang hendak berpindah lokasi coverage.
Direktur Network and Solutions Telkom Ermady Dahlan mengatakan, untuk mengantisipasi lonjakan mobilitas pelanggan Flexi, pihaknya menyiapkan 3,27 juta nomor FlexiCOMBO atau nomor Flexi untuk migrasi. "Jumlah tersebut lebih tinggi 20% dari stok biasanya dan naik 42% dari tahun lalu," ujar Ermady.
Telkom memperkirakan, pengguna layanan FlexiCOMBO yang berada di lebih 324 kota di Indonesia, akan meningkat tajam khususnya di daerah-daerah tujuan mudik. Berdasarkan pengalaman Lebaran 2008, wilayah Pulau Jawa merupakan daerah tujuan utama permintaan aktivasi FlexiCOMBO.
Stok nomor COMBO tersebut akan dialokasikan ke divisi-divisi regional Telkom berdasarkan prediksi trafik.
Divisi Regional (Divre) V Jawa Timur mendapatkan alokasi stock nomor COMBO terbanyak yaitu 913.100 nomor. Disusul Divre IV Jawa Tengah-DIY sebanyak 649.700 nomor, dan Divre III Jawa Barat-Banten sebanyak 502.200 nomor.
Sedangkan Divre I Sumatera mendapat alokasi 367.100 nomor, Divre VII sebanyak 271.100 nomor, Divre II sebanyak 180.000 nomor, dan Divre VI sebanyak 137.620 nomor.
"Telkom tidak mau mengambil risiko habisnya nomor, dan menjatuhkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan FlexiCOMBO," ujar Ermady. Saat ini jumlah pelanggan Flexi diperkirakan mencapai 13,8 juta pelanggan.
Tak mau kalah dengan Flexi, merek CDMA keluaran Bakrie Telecom yakni Esia juga telah mempersiapkan 1,7 juta nomor migrasi atau yang disebut Esia GoGo.
Esia juga meningkatkan kapasitas layanannya baik untuk suara (voice) maupun SMS hingga dua kali lipat dari kapasitas normal untuk mengantisipasi lonjakan trafik komunikasi. "Esia juga menyiapkan tim khusus untuk mengurusi masalah teknis maupun layanan 24 jam," ujar Rahmat Junaidi, Direktur Corporate Service Esia.
Peningkatan trafik komunikasi itu tentu mendongkrak potensi pendapatan yang bakal diraup operator. "Itu otomatis akan terjadi," ujar Eddy Kurnia Vice President Corporate Communication Telkom (17/9).
Namun Eddy mengaku belum bisa memprediksi secara pasti berapa jumlah peningkatan pendapatan yang bakal dikantonginya. Soalnya, sebelum menikmati hasil lonjakan trafik, setiap Operator memang harus mengeluarkan dana untuk memaksimalkan kapasitas layanan.
"Hampir semua operator mengimplementasikan Fitur khusus Enhanced Full Rate (EFR) agar bisa membuat kapasitas jaringannya meningkat dua kali lipat," ujar Dian Siswarini Sekjen Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News