kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harapkan DMO sawit, Pertamina lakukan kajian hitung keekonomian


Senin, 03 Agustus 2020 / 20:48 WIB
Harapkan DMO sawit, Pertamina lakukan kajian hitung keekonomian
ILUSTRASI. Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Bio Solar pada mobil bermesin diesel di Jakarta, Rabu (26/6). Penggunaan bahan bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel dinilai mampu menghemat impor hingga sen


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina masih melakukan kajian guna mendukung program green diesel (D-100) yang nantinya 100% bahan bakar kendaraan menggunakan sawit.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menerangkan, kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) sawit diperlukan guna memastikan ketersediaan pasokan dengan harga yang disepakati serta terjangkau agar masuk hitungan keekonomian.

Ia pun memastikan hal tersebut telah dikomunikasikan dengan kementerian terkait. Kendati demikian ia belum mau merinci detail DMO sawit yang diharapkan Pertamina.

Baca Juga: Dirut Pertamina: Kami Harus Bergerak Lebih Lincah

"Masih dalam tahapan kajian internal, masih harus duduk bersama dan bicarakan dengan stakeholder terkait," ungkap Fajriyah kepada Kontan.co.id, Senin (3/8).

Fajriyah menambahkan, kebutuhan DMO memang diperlukan terlebih Pertamina juga telah melaksanakan ujicoba serta membuktikan pelaksanaan program D-100 dapat dijalankan.

Selain dukungan kebijakan DMO sawit, Fajriyah menilai butuh dukungan dari regulator serta industri otomotif dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan program D-100.

Dalam catatan Kontan.co.id, Nicke Widyawati Direktur Utama Pertamina mengungkapkan, untuk menyukseskan program bahan bakar 100% sawit atau D100 agar terus berkelanjutan maka diperlukan kepastian pasokan sawit sebagai bahan baku energi. "Harus ada DMO dan harga khusus (price cap) sawit," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (15/7).

Nicke memastikan bahwa Pertamina saat ini sudah siap untuk melakukan produksi BBS sehingga ketersediaan pasokan menjadi penting. "Kalau kami tugasnya secara teknis dan kapasitas produksi sudah siap denhgan kilang-kilang kami yang dimodifikasi," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×