kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.199   58,32   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   10,55   0,96%
  • LQ45 877   11,13   1,28%
  • ISSI 220   0,58   0,27%
  • IDX30 448   5,78   1,31%
  • IDXHIDIV20 540   5,39   1,01%
  • IDX80 127   1,30   1,03%
  • IDXV30 134   0,24   0,18%
  • IDXQ30 149   1,59   1,08%

Harga Acuan Penjualan Gula Naik, Pedagang: Harga Di Lapangan Sudah Naik Sebulan Ini


Rabu, 09 Agustus 2023 / 18:57 WIB
Harga Acuan Penjualan Gula Naik, Pedagang: Harga Di Lapangan Sudah Naik Sebulan Ini
ILUSTRASI. Secara rata-rata harga gula di pasaran mencapai Rp 15.000/kg. ANTARA FOTO/Fauzan/foc.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional resmi menetapkan Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen dan Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 17 Tahun 2023.

Dalam aturan tersebut HAP gula konsumsi terbaru diterapkan Rp 12.500/Kg di tingkat produsen dan HAP di tingkat konsumen Rp 14.500/Kg. Kemudian khusus Indonesia Timur dan daerah Tertinggal, Terluar, Terpencil, dan Perbatasan (3TP) ditetapkan Rp 15.500/Kg.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, harga gula di pasaran saat ini sudah ada di Rp 16.000/kg. Adapun secara rata-rata Abdullah mengatakan harga gula di pasaran mencapai Rp 15.000/kg. 

Baca Juga: NFA Tetapkan HAP Gula Konsumsi Rp14.500 Per Kg di Tingkat Konsumen

"Di pasar DKI bahkan sudah ada yang Rp16.000, tapi rata-rata Rp15.000. Ini jadi problematika dan saya sudah sampaikan ke Kepala Badan Pangan langsung untuk bagaimana agar harga ini bisa ditekan turun bukan naik," kata Abdullah kepada Kontan.co.id, Rabu (9/8). 

Kenaikan harga gula tersebut sudah terjadi sejak sebulan ini. Tak hanya gula Abdullah mengatakan bahwa kenaikan harga juga terjadi pada pangan lainnya seperti telur saat ini Rp 31.000/kg, bawang putih Rp 42.000/kg, bawang merah Rp35.000/kg, cabai Rp48.000/kg.

Abdullah menyebut, daya beli masyarakat terus menerus dan kenaikan harga pangan saat ini juga berat bagi pedagang. Pasalnya para pedagang memiliki pengeluaran tak hanya untuk dagangnya namun juga diluar itu. Namun pendapatan yang diperoleh para pedagang stagnan. 

"Beberapa bulan terakhir turun terus (permintaan) dari 5%, 10% sampai 25% diawal Agustus ini penurunan permintaan," kata Abdullah.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyebut, Badan Pangan Nasional dan stakeholder lainnya menyiapkan strategi guna menjaga harga pangan terkendali. Ia menyebut, untuk volatile food bulan lalu justru mengalami deflasi.

"Kita siapkan dengan baik bersama sama. Untuk volatile food bulan lalu malah deflasi," kata Arief.

Adapun upaya pemerintah untuk menjaga harga pangan agar tak terlampau tinggi di masyarakat diantaranya, dengan memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah di BUMN. 

Kemudian ada fasilitas distribusi dan juga gerakan pangan murah se Indonesia, Kampanye Stop Boros Pangan serta Kampanye Belanja Bijak sesuai Kebutuhan.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional Maino Dwi Hartono mengatakan, enam bulan terakhir tren inflasi nasional cenderung turun. Dimana dari 5,47% di bulan Februari menjadi 3,8% di bulan Juli.

Bahkan Maino mengatakan, sama seperti Arief untuk volatile food tiga bulan ini justru mengalami deflasi atau turun. Indonesia juga dinilai termasuk negara yang bisa mengendalikan laju inflasi ditengah kondisi global saat ini. 

Baca Juga: Harga Pangan Naik di Sejumlah Pasar di Jakarta, Beras Dijual Rp 9.000 per Liter

"Pangan ini 3 bulan ini deflasi meski ada pangan fluktuasi cukup ekstrem ya kayak daging ayam, telur, beras. Tapi telur sudah stabil. Beras masih stabil tinggi mediumnya dan ini harus disikapi pemerintah," kata Maino.

Adapun strategi Pemerintah terutama NFA untuk menahan kenaikan harga yakni dengan gerakan pangan murah di daerah yang harga pangannya masih tinggi. Selain itu juga dilakukan penyaluran beras SPHP oleh Bulog untuk intervensi harga.

"Pemerintah juga melakukan mobilisasi distribusi pangan dari daerah yang surplus atau harganya rendah ke tinggi agar mengurangi disparitas harga. Selain itu juga mitigasi pemantauan di lapangan saat ada indikasi harga naik kita tugaskan Bulog untuk intervensi pasar," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×