kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga ayam tinggi, ini penyebab untung peternak masih kecil


Rabu, 04 Juli 2018 / 19:14 WIB
Harga ayam tinggi, ini penyebab untung peternak masih kecil
ILUSTRASI. Peternakan Ayam


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, harga ayam broiler di tingkat peternak sekitar Rp 18.000 - Rp 20.000 per kg. Meski begitu, peternak mengaku hanya mendapatkan untung yang kecil. Pasalnya, biaya produksinya pun tinggi.

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan saat ini Biaya produksi untuk menghasilkan 1 kg broiler sekitar Rp 17.500 - Rp 18.000 per kg. Padahal sebelumnya, harga produksi sekitar Rp 16.500 hingga Rp 17.000 per kg. “Keuntungan peternak memang turun,” ujar Singgih kepada Kontan.co.id, Rabu (4/7).

Menurut Singgih, peningkatan biaya produksi ini disebabkan oleh harga Day Old Chicken (DOC) yang masih stabil di harga Rp 6.000 per ekor, harga pakan ternak meningkat dan adanya larangan penggunaan antibiotic growth promoter (AGP). Menurut Singgih, larangan penggunaan AGP ini mengakibatkan performa produksi menurun.

Hal yang sama pun diungkapkan oleh Bendahara Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional Setya Winarno. Menurutnya, larangan penggunaan AGP pada sektor peternakan mengakibatkan skor indeks produksi unggas mengalami penurunan. Faktor harga DOC dan pakan ternak yang tinggi pun mendorong keuntungan petani terkikis.

Setya menerangkan, misalnya untuk menghasilkan 1 ekor ayam dengan bobit 1,6 kg, maka peternak membutuhkan 1,6 kg pakan. Dengan harga pakan sekitar Rp 7.200 per kg, maka biaya pakan yang dibutuhkan sekitar Rp 18.432. Sementara harga DOC sekitar Rp 6.000 per kg, dan perkiraan biaya operasional sekitar Rp 3.000. Dengan begitu biaya produksi Rp 27.320 per 1,6 kg.

“Artinya, biaya produksi per kg itu sekitar Rp 17.145 per kg, sementara harga batas bawah dan batas atas sekarang Rp 17.000 - Rp 19.000 per kg. Jadi keuntungannya masih tipis,” ujar Setya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×