Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) bergerak positif di bulan Agustus ini dengan mengalami kenaikan 6,3% dari US$ 78,95 per ton pada bulan lalu menjadi US$ 83,97 per ton.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Gatot Ariyono menjelaskan, kenaikan HBA pada bulan ini dipengaruhi penurunan produksi di China.
"Pengaruhnya produksi dari China. Mereka kurangi produksi dari dalam negeri dan ambil dari luar negeri. Di Asean yang naik paling Malaysia," terangnya kepada KONTAN, Kamis (3/8).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Supriatna Suhala memperkirakan pergerakan harga batubara di sisa tahun ini kemungkinan besar akan cukup stabil. Menurutnya belum ada faktor ekstrem yang bisa menekan ataupun mendorong harga secara signifikan.
"Semester II mungkin akan swing, tapi tidak signifikan. Mungkin rata-rata sampai akhir tahun di US$ 80 per ton sampai US$ 82 per ton," katanya kepada KONTAN, Kamis (3/8).
Menurutnya, harga masih sulit menembus level US$ 100 per ton dalam waktu dekat. Pasalnya, belum ada negara yang mampu menggantikan China yang konsumsi batubaranya kian turun.
"Permintaan China belum bisa diimbangi oleh negara-negara lain. Mungkin paling cepat 2 tahun-3 tahun ke depan seiring dengan proyek-proyek PLTU di negara-negara seperti Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, Filipina, Vietnam, Malaysia, termasuk Indonesia," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News