Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga batubara mendongkrak kinerja PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) hingga kuartal III-2022.
Manajemen TOBA mencatat, harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) batubara perusahaan pada Januari-September 2022 mencapai US$ 106,4 per metrik ton di lini usaha pertambangan batubara, naik 83% dibanding ASP periode Januari-September 2021 yang sebesar US$ 58,1 per metrik ton.
Sementara itu, ASP pada lini usaha perdagangan atau trading batubara pada Januari-September 2022 mencapai US$ 87,9 per metrik ton, naik 36% dibanding ASP Januari-September 2021 yang sebesar US$ 64,7 per metrik ton.
Bersamaan dengan naiknya ASP, pendapatan konsolidasi TOBA, berdasarkan laporan keuangan interim yang dirilis baru-baru ini, naik 63,57% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari semula US$ 286,80 juta di Januari-September 2021 menjadi US$ 469,13 juta di Januari-September 2022.
“Faktor utama kenaikan ini (pendapatan konsolidasi) didorong dengan kenaikan harga batubara, di mana average harga batubara sampai dengan September 2022 di US$ 106 dolar per metrik ton, sehingga mengakibatkan kita mengalami kenaikan pendapatan di 64% pertumbuhannya di angka US$ 469 juta dolar,” ujar Direktur TOBA, Juli Oktarina dalam paparan publik, Kamis (1/12).
Baca Juga: Kinerja TBS Energi Utama (TOBA) Naik Dobel Digit pada Kuartal III 2022
Lini usaha batubara menjadi penyumbang terbesar TOBA di Januari-September 2022 dengan omzet sebesar US$ 429,02 juta atau setara 91,45% dari total pendapatan TOBA pada periode ini. Jumlah tersebut naik 86,65% dibanding realisasi Januari-September 2021 yang berjumlah US$ 229,844 juta.
Pendapatan lini usaha TOBA lainnya juga kompak naik. Pendapatan ketenagalistrikan TOBA misalnya, tercatat melesat 269,15% YoY dari semula US$ 9,63 juta di Januari-September 2021 menjadi US$ 35,58 juta di Januari-September 2022.
Begitu pula dengan penjualan tandan buah segar, inti sawit, dan minyak sawit mentah TOBA. Omzet TOBA pada lini usaha tersebut naik 17,95% YoY dari semula US$ 3,80 juta di Januari-September 2021 menjadi US$ 4,48 juta di Januari-September 2022.
Selain itu, TOBA juga mengantongi pendapatan sewa kendaraan listrik sebesar US$ 40.354 di Januari-September 2022. Sebelumnya, TOBA tidak membukukan pendapatan dari lini usaha tersebut di Januari-September 2021.
Seturut kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan TOBA naik 47,75% YoY menjadi US$ 360,16 juta di Januari-September 2022. Sebelumnya, beban pokok pendapatan TOBA hanya mencapai US$ 243,76 juta di Januari-September 2021.
Kenaikan pengeluaran juga dijumpai misalnya pada beban umum dan administrasi yang naik 42,78% YoY dari US$ 16,20 juta di Januari-September 2021 menjadi US$ 23,13 juta di Januari-September 2022, serta beban keuangan yang naik 0,97% YoY dari US$ 19,75 juta di Januari-September 2021 menjadi US$ 19,94 juta di Januari-September 2022.
Setelah dikurangi pengeluaran di sejumlah beban, TOBA mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 54,75 juta di Januari-September 2022. Jumlah tersebut naik 60,23% dibanding realisasi Januari-September 2021 yang sebesar US$ 34,17 juta.
Per 30 September 2022, jumlah aset TOBA tercatat US$ 894,03 juta. Jumlah tersebut terdiri atas ekuitas sebesar US$ 419,74 juta dan liabilitas sebesar US$ 474,29 juta.
Sementara itu, kas dan setara kas akhir periode TOBA tercatat sebesar US$ 63,36 juta per 30 September 2022, turun 7,92% dibanding posisi kas dan setara kas awal periode yang berjumlah US$ 68,81 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News