Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rencana pemerintah menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bisa mengerem penjualan motor di Indonesia. Selain itu, kenaikan harga BBM juga akan memicu kenaikan harga jual sepeda motor.
Gunadi Sindhuwinata, Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) bilang, jika harga BBM naik, maka penjualan bisa turun 10% dari target. Jika target penjualan sepeda motor itu 8 juta unit, maka realisasi penjualannya bisa turun menjadi 7,2 juta unit. "Warga lebih memprioritaskan sandang dan pangan ketimbang beli sepeda motor," kata Gunadi, Rabu (29/10).
Dampak kenaikan harga BBM juga memicu kenaikan harga sepeda motor. Sebab, kenaikan harga BBM menaikkan harga komponen dan ongkos logistik. Namun, besaran kenaikan harga tergantung masing-masing merek. "Berapa kenaikan harganya? tergantung apa merek motornya," tambah Gunadi.
Selain terancam kenaikan harga BBM, bisnis sepeda motor belakangan tertekan pelemahan rupiah terhadap dollar AS yang membuat harga komponen impor naik. Saat ini, rata-rata 15% komponen sepeda motor masih mengimpor.
Walaupun kenaikan harga BBM mengancam penjualan, namun Gunadi yakin, penjualan bisa pulih lagi dalam tempo 3−6 bulan. "Mobilitas warga sangat tinggi, jadi penjualan akan pulih lagi," kata dia.
Gunadi menambahkan, tahun ini ekspor diperkirakan 60.000 unit, naik 100% dari tahun lalu 30.000 unit. Adapun tujuan ekspor Indonesia adalah Eropa, Afrika, Jepang dan negara Asia lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News