kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.320   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.541   37,02   0,49%
  • KOMPAS100 1.065   8,89   0,84%
  • LQ45 798   8,79   1,11%
  • ISSI 256   1,99   0,78%
  • IDX30 412   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 471   1,47   0,31%
  • IDX80 120   1,20   1,01%
  • IDXV30 123   0,67   0,55%
  • IDXQ30 132   0,32   0,24%

Harga beras dunia turun, beras lokal masih tinggi


Selasa, 03 Februari 2015 / 15:16 WIB
Harga beras dunia turun, beras lokal masih tinggi
ILUSTRASI. Simak syarat dan ketentuan menikmati promo BCA 17 Agustus 2023 di Circle K dan Cinepolis


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejak Januari lalu, harga pangan dunia mengalami penurunan. Salah satunya adalah beras. Penyebabnya, ketersedian atau stok pangan dunia aman. Berdasarkan kontrak Chicago Board of Trade untuk pengantaran Maret pada Senin (2/2), harga beras mengalami penurunan menjadi US$ 10,14 per cwt atau per kuintal. Satu hari sebelumnya, harga kontrak beras mencapai US$ 10,50 per cwt.

Winarno Tohir, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Indonesia (KTNA) mengatakan, harga pangan mengalami penurunan karena dua negara yakni Thailand dan Vietnam mengalami suprlus produksi beras.

Kebijakan Pemerintah Thailand tahun lalu  membeli seluruh gabah petani dengan harga mahal, mendorong petani Thailand giat memproduksi beras. Sehingga stok beras Thailand dan Vietnam terbilang aman.

"Harga beras Thailand sampai Indonesia hanya Rp 5.500 per kilogram (kg)," ujar Winarno pada Selasa (3/2).

Kondisi ini berbanding terbalik dengan harga pangan nasional yang terus naik. Sebagai perbandingan, harga jual beras tanah air Rp 7.500 per kg sampai Rp 8.300 per kg.

Harga beras impor yang lebih murah memang belum langsung akan berdampak pada harga beras lokal. Namun kondisi ini harus diwaspadai saat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) berlangsung Desember. Jangan sampai harga beras lokal lebih mahal.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan tahun ini produksi padi setiap provinsi naik antara 5% sampai 10% dibandingkan pencapaian tahun 2014. Target ini sejalan dengan rencana pemerintah mencapai swasembada yang ditargetkan tahun 2015 mencapai 73,4 juta ton gabah kering giling (GKG).

Pemerintah optimistis surplus beras dapat terjadi. Sebab, produksi GKG naik menjadi 73,4 juta ton gabah kering giling atau GKG naik 2,79 juta ton dibandingkan pencapaian tahun 2014 sebesar 70,61 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×