Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengungkapkan, harga beras di pasaran masih betah di posisi tinggi.
Hingga saat ini, harga beras jenis medium saja kata Abdullah sudah di atas Rp 12.000 per kilogram. Sedangkan jenis premium di harga Rp 14.000 per kilogram.
"Beras lagi tinggi-tingginya, lagi berat beras. Beras lagi berat saat ini (harganya)," kata Abdullah kepada Kontan.co.id, Senin (11/9).
Abdullah mengatakan bahwa saat ini beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog belum membanjiri pasaran. Pedagang kata Abdullah masih menunggu komitmen Bulog untuk mengguyur pasar dengan beras operasi pasar guna mengintervensi harga.
"Kami masih tunggu komitmen Bulog untuk banjiri pasar. Kita belum dapat informasi di pasar bahwa beras Bulog sudah banjiri pasar," imbuhnya.
Dengan kondisi harga dan produksi padi saat ini, menurutnya akan berat untuk menurunkan harga beras kembali kepada harga eceran tertinggi (HET) terutama untuk beras medium.
Ia menyebut, kunci menurunkan harga beras saat ini ialah memperbanyak ketersediaannya di lapangan.
Baca Juga: Pasar Induk Cipinang Siap untuk Menyalurkan Beras Program SPHP
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas optimistis harga beras bakal turun dengan adanya gelontoran bantuan pangan beras.
Dengan bantuan pangan beras kepada 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM) Ia berharap harga beras dapat turun menyentuh Rp 11.000 per kilogram, khususnya untuk jenis medium.
"Kalau saya itu harganya di bulog Rp 10.900. Berarti kita berharap paling mahal Rp 11.000. Apalagi premium kita, itu kan medium," kata Buwas di Peluncuran Bantuan Pangan Beras di Gudang Bulog DKI Jakarta dan Banten, Jakarta Utara, Senin (11/9).
Namun, Buwas mengatakan harga beras tak bisa serta merta turun usai bantuan pangan digelontorkan. Menurutnya, dengan bantuan pangan beras dan upaya pemerintah lain harga beras akan berangsur turun. Adapun selain bantuan pangan beras pemerintah juga telah menggelontorkan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
"Kita lihat prosesnya dong tidak bisa hari ini terus turun kan. Karena pedagang sekarang yang belinya mahal tidak mungkin dia jual murah. Kan rugi dia," kata Buwas.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menuturkan, saat ini ada 1,6 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog. Adapun CBP yang saat ini ada di Bulog kata Arief diperuntukkan bagi intervensi pasar.
"Karena kemarin memang tidak dilepas gitu karna emang penugasan pemerintah badan pangan kepada Bulog. Sehingga kalau memang sudah seperti ini harus kita gelontorkan," kata Arief.
Baca Juga: Bantuan Pangan Beras Digelontorkan, Bulog Optimistis Harga Beras Akan Turun
Senada dengan Bulog, Arief menyebut harga beras tak bisa langsung turun dengan guyuran bantuan pangan beras. Namun, pihaknya akan terus memonitor perkembangan harga beras di lapangan.
"Kan ini baru mulai, nanti kita monitor aja. Bayangin aja kalo ada 610.000 ton digelontorkan. 210.000 tiap bulan ya harusnya bisa baik. (Optimis bulan ini harga akan turun?) Insyaallah," ujarnya.
Ia berharap, harga beras bisa turun hingga menyentuh harga eceran tertinggi (HET). Menurutnya, kondisi harga beras juga bergantung pada produksi padi. Dimana jika produksi gabah kering panen (GKP) melimpah maka kata Arief harga otomatis akan turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News