Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Dalam dua pekan pertama bulan Oktober 2016, harga komoditas pangan khusus cabai merah mengalami kenaikan harga signifikan bila dibandingkan dengan komoditas pangan sejenis lainnya.
Berdasarkan data survei pasar Kementerian Perdagangan (Kemdag), harga cabai merah keriting per 3 Oktober lalu secara nasional rata-rata sebesar Rp 36.520 per kilogram (kg).
Namun dua pekan kemudian, pada 14 Oktober 2016 harganya naik signifikan mencapai rata-rata Rp 44.280 per kg. Hal serupa juga terjadi pada harga cabai merah biasa, sebelumnya Rp 35,720 per kg menjadi Rp 43.880 per kg.
Kenaikan harga cabai ini berbeda dengan harga bawang yang justru masih stabil dan malah turun. Di awal Oktober harga bawang merah nasional rata-rata Rp 37.800 per kg dan dua pekan kemudian justru turun di kisaran Rp 35.500 per kg.
Sementara itu, harga gula pasir stabil di kisaran Rp 14.530 per kg dan harga teluar ayam ras stabil di kisaran Rp 22.500 per kg, harga daging ayam broiler stabil dikisaran Rp 30.320 per kg, harga daging sapi stabil di kisaran Rp 11.397 per kg dan harga beras medium di kisaran Rp 10.600 per kg.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran mengatakan kenaikan harga cabai merah dibandingkan dengan komoditas lain memang sudah terjadi dalam satu bulan terakhir. Berdasarkan catatan APPSI, harga cabai sekarang itu berada di kisaran Rp 40.000 - Rp 50.000 per kg.
Harga tersebut, menurut Ngadiran jauh di atas harga cabai pada kondisi normal. "Dalam kondisi normal, harga cabai itu di pasara rata-rata Rp 20.000 - Rp 25.000 per kg, tapi sekarang karena cuaca buruk jadi mahal," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (16/10).
Menurut Ngadiran kenaikan harga cabai terjadi karena musim hujan yang berkepanjangan. Tanaman cabai merupakan tanaman yang sensitif dimana jenis tanaman ini tidak cocok kalau musim hujan berkepanjangan, juga dalam kondisi musim kemarau berkepanjangan.
Sehingga banyak buah cabai yang busuk dan gagal berbunga akibat hujan yang terjadi belakangan ini, sementara di saat bersamaan permintaan terhadap cabai tetap tinggi. Maka otomatis harga cabai naik karena pasokan berkurang.
Meskipun harga cabai naik, tapi Ngadiran mengatakan petani tidak menikmati kenaikan itu. Kenaikan harga cabai ini justru dinikmati para pengepul atau pedagang besar.
Mereka ini sudah membeli semua tanaman cabai ini sebelum tanaman ini berbuah dengan cara memberikan bibit, pupuk dan pengobatan. "Jadi harga cabai di tingkat petani itu tidak ada, kami pedagang itu beli dari pengijon bukan dari petani," terangnya.
Ia mengaku para pedagang di pasar tidak ada pilihan selain membeli cabai dari pengijon dengan harga lebih mahal daripada biasanya. Sebab cabai merupakan kebutuhan pokok yang utama sehingga masyarakat pasti membelinya meskipun harganya mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News