kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga daging ayam, bawang merah dan gula masih tinggi di pasaran


Jumat, 19 Juni 2020 / 14:36 WIB
Harga daging ayam, bawang merah dan gula masih tinggi di pasaran
ILUSTRASI. Penjualan daging ayam di Pasar Palmerah, Jakarta,?Rabu (25/3/2020). Pemerintah menjamin stok daging ayam hingga Agustus mendatang aman. Berdasarkan data, stok daging ayam mencapai 2,1 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi masyarakat sebesar 1,7 juta ton.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hingga pertengahan Juni, terdapat bahan pangan yang masih terpantau tinggi. Bahan pangan tersebut yakni bawang merah, daging ayam hingga gula.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) hingga Jumat (19/6), harga rata-rata bawang merah berkisar Rp 50.050 per kg, daging ayam sekitar Rp 37.800 per kg, dan harga rata-rata gula pasir lokal sekitar Rp 15.500 per kg.

Baca Juga: Grup perusahaan Seger Agro Nusantara ekspor 12.400 ton jagung ke Filipina

Hal yang sama pun diungkapkan oleh Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri. Menurut dia, harga bahan pangan terebut masih terpantau tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

"Yang mencolok itu ada ayam, di kisaran Rp 40.000 hingga Rp 45.000 per ekor, bahkan bisa lebih tergantung ukuran. Lalu bawang merah, itu masih cukup tinggi, ada juga gula yang belum di HET, masih di kisaran Rp 15.000-Rp 16.000 per kg," ujar Abdullah kepada Kontan, Jumat (19/6).

Menurut Abdullah, tingginya harga tersebut disebabkan beberapa faktor. Meski begitu, dia mengaku Ikappi belum melakukan investigasi lebih lanjut mengapa ketiga bahan pangan tersebut belum bisa turun ke harga normal.

Baca Juga: Perum Bulog masih punya utang sebesar Rp 18,1 triliun hingga Mei 2020 lalu

"Meski begitu, yang kita terus dorong aga pemerintah memaksimalkan supply dan demand dulu supaya harga bisa berangsur pulih," jelas Abdullah.

Untuk harga bawang merah, Abdullah mengatakan, penyebab tingginya harga disebabkan berbagai faktor. Misalnya, adanya harga bibit uang tinggi sehingga petani tidak menanam bawang merah sehingga berdampak pada produksi yang tidak terlalu besar.

Khusus untuk daging ayam, Abdullah berpendapat pemerintah perlu melakukan upaya khusus. Pasalnya, saat ini stok ayam tengah terbatas, padahal di bulan Ramadan lalu harga ayam sempat mengalami penurunan yang cukup besar.

Menurutnya, saat ini pihaknya pun tengah melakukan koordinasi dengan peternak supaya hasil panennya bisa segera didistribusikan ke pasar. Adapun, Abdullah pun mengatakan, tata niaga pangan di Indonesia harus diperbaiki.

Hal ini bertujuan agar harga salah satu komoditas pangan tidak tiba-tiba menurun drastis di satu waktu, kemudian mengalami lonjakan di kemudian hari.

Baca Juga: Lindungi pasar tradisional agar geliat ekonomi di era new normal terjaga

Pekerja mengangkut bawang merah di Pasar Induk Kemang, Bogor

"Ini yang harus kita kawal bersama. Ini yang harus ktia kawal bersama. Pemerintah punya tugas yang cukup berat untuk ini, kami belum melihat tata niaga pangan baik di Indonesia," kata Abdullah.

Sementara itu, harga pangan lainnya berdasarkan data PIHPS adalah seebagai berikut, beras kualitas medium I Rp 11.800 per kg, telur ayam Rp 26.100 per kg, bawang putih Rp 28.300 per kg, cabai merah Rp 28.750 per kg, cabai rawit Rp 33.100 per kg, minyak goreng curah Rp 11.850 per kg, dan daging sapi Rp 118.150 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×